,

Mengubah Dunia dengan Mengubah Diri

Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself. – Leo Tolstoy

Kutipan yang sangat terkenal ini adalah dari Leo Tolstoy, seorang dari Rusia yang dikenang
dunia sebagai salah satu penulis terhebat dalam sejarah literatur. Penelaahannya sangat tepat:
karena efek dosa, kita selalu melihat orang-orang sekitar kita, lingkungan, dan dunia sekarang
ini penuh dengan masalah dan harus diubah (sesuai keinginan kita tentunya!); padahal
masalah terbesar bukanlah di luar namun di dalam diri kita.

Dalam Pilkada, banyak pasangan Calon Kepala Daerah yang menawarkan solusi-solusi hebat
bagi permasalahan kota. Mengubah dunia, atau bahkan mengubah kota harus dimulai dengan
mengubah orang-orang yang tinggal di dalamnya. Oleh karena itu, menjual program
pembangunan kota melalui pembangunan manusianya memang manis terdengar, tetapi sangat
sulit untuk dijalani. Manusia-manusia itu (termasuk saya) belum tentu diubah ke arah yang
lebih baik. Kita mendengar masih banyak yang memilih paslon – yang berjanji akan
memengaruhi seluruh kota dalam 5 tahun mendatang – hanya demi sebuah kaos dan
sebungkus nasi dan lauk. “Yah itulah orang-orang yang hanya memikirkan perut sendiri.”

Namun bukankah esensi dosa adalah memikirkan diri sendiri dan kita menjadi lupa harus
belajar melihat kaitan diri sendiri dengan gambaran besarnya? Kemarin saya membaca artikel
pendek dari Tim Challies, yang intinya orang Kristen ketika membaca saat teduh pribadi
setiap hari bukan hanya semata-mata kepentingan diri, tetapi harusnya disadarkan untuk
kepentingan keluarga, gereja, dan bangsa.

One of the great dangers in the Christian life is living first for self. One of the associated
dangers, then, is seeing personal devotion as a practice that goes no further than my own
mind, my own heart. But nothing could be farther from the truth. Your intimacy with God,
your knowledge of God, your time with God, works its way outward to everyone around you.
The good you can do them every day is the good of spending time with God.
” Mengubah
dunia lewat mengubah diri sendiri. Mengubah diri sendiri mungkin perlu dimulai dengan
berpikir diri kita tidak pernah bagi diri kita pribadi, tetapi diarahkan keluar bagi sesama dan
pekerjaan Tuhan Sang Pencipta kita.