Sebagai orang berdosa, reaksi yang paling alami terhadap perbuatan daging adalah pembalasan dengan perbuatan daging juga. Reaksi daging sangat menggoda karena memberikan kepuasan. Namun, kepuasan apakah yang didapatkan dari pembalasan dendam, menyerempet kembali mobil yang menyerempet duluan, memaki kembali orang lain yang memaki duluan, dan seterusnya? Kepuasan daging atau sukacita rohani?
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia menasihati mereka untuk mencari kehidupan dalam Roh dan menjauhi perbuatan daging (Gal. 5:16-21). Namun, nasihat Paulus tampaknya sering diabaikan dalam relasi. Orang tua dapat mengatakan kata-kata yang kasar dan menyakitkan hati anak-anaknya dalam kedok “disiplin”; seorang guru dapat jatuh kepada amarah yang tidak suci; dan seorang teman dapat memilih jalur perselisihan dan pemecahan daripada kasih dalam menanggapi teguran atau kritik.
Respons kedagingan seperti ini adalah praktik yang memberikan ilusi kepuasan, yang ujung-ujungnya akan mendatangkan kebinasaan, bukan sukacita.
Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. . . . Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu (6:1, 7-8).
Apa yang kita tabur dalam komunikasi kita, baik dalam relasi sehari-hari ataupun pendidikan, itulah yang kita tuai. Jika orang tua dan guru menabur perbuatan daging dalam mengajar, apakah mereka bisa sepantasnya mengharapkan untuk menuai kerohanian yang baik dari anak atau murid mereka? Jikalau di antara teman saling menabur dengki, apakah bukan sebuah impian di siang bolong jika mereka mengharapkan akan terbentuk persekutuan yang dipenuhi dengan sukacita?
Ingat perkataan Paulus. Jika ada yang melakukan pelanggaran, tuntunlah orang tersebut dengan roh lemah lembut, jika yang engkau harapkan juga adalah tumbuhnya buah Roh.