Generasi muda adalah seperti seorang pelari estafet yang sedang menjulurkan tangannya ke belakang sambil melebarkan telapak tangannya dan menunggu, siap menerima tongkat pendek yang sebentar lagi akan sampai di tangannya. Kelangsungan sebuah gerakan hanya dapat terjadi ketika tongkat estafet berhasil disambut dan diteruskan oleh kaum mudanya. Sehingga masa depan sebuah gerakan, gerakan apapun itu, sangat tergantung pada kualitas pemuda sebagai penerus yang ada dalam gerakan tersebut.
Bagaimana dengan masa depan Gerakan Reformed Injili? Bagaimana kondisi pemuda yang terlibat di dalam gerakan ini sekarang?
Awal bulan ini saya mendapat kesempatan untuk mewawancarai beberapa orang pemuda yang hadir dalam Persekutuan Doa STEMI yang diadakan sebulan sekali di Jakarta. Mereka adalah orang-orang yang aktif melayani di dalam gerakan ini. Jika kamu berada di Jakarta dan mengikuti setiap event yang diadakan oleh STEMI, sangat besar kemungkinannya kamu akan melihat wajah-wajah mereka.
Ada tiga pertanyaan yang saya tanyakan pada mereka. Pertama, untuk mengetahui sampai sejauh mana mereka mengerti gerakan ini, saya bertanya, “Apa itu Gerakan Reformed Injili?” Pertanyaan kedua adalah, “Apa signifikansi gerakan ini bagi zaman ini?” Karena pengertian dan perbuatan tidak boleh dipisahkan, pertanyaan ketiga adalah, “Secara pribadi, apa yang akan kamu perjuangkan melalui gerakan ini?” Kemudian, selain ketiga pertanyaan ini, beberapa orang saya minta untuk memberi pesan kepada pemuda lain yang sama-sama berjuang dalam gerakan ini. Dalam meresponi pertanyaan saya, ada yang memberikan jawaban spontan, ada yang meminta waktu beberapa hari untuk berpikir, dan bahkan ada yang menolak untuk memberikan jawaban sama sekali karena takut salah. J
Harus diakui, pandangan beberapa orang yang berhasil saya wawancarai ini tidak cukup untuk merepresentasikan pandangan dan pendapat seluruh pemuda yang ada dalam gerakan ini. Di samping mereka, ada banyak pemuda yang sangat aktif dalam gerakan ini yang belum sempat saya wawancarai, khususnya yang berada di luar Jakarta. Namun setidaknya jawaban yang hampir senada yang diberikan oleh beberapa pemuda ini memberi kita gambaran tentang bagaimana pemuda dalam gerakan ini melihat gerakan ini. Berikut ini adalah pandangan-pandangan mereka.[1]
Menjawab Tantangan Zaman
Reformed berarti satu spirit yang mengajak gereja kembali kepada basic iman yang diturunkan oleh para rasul. Injili adalah panggilan kitab suci juga, maksudnya ya mandat di mana kita mengerjakan seperti yang Tuhan katakan, yaitu memberitakan Injil. Maka, Reformed Injili ialah ketat dan setia dalam pengajaran, dan mempunyai semangat dan jiwa memberitakan Injil. Sehingga signifikansinya dalam zaman ini banyak banget. Kita kan tahu kondisi gereja sekarang dan kondisi zaman ini seperti apa. Tantangan bagi iman Kristen sudah semakin banyak. Nah, gereja (yang harus berperan sebagai garam dan terang dunia) mampu gak menjawab itu? Ada gereja yang mungkin punya semangat yang berapi-api dalam memberitakan Injil, tapi tidak berakar di dalam dokrin yang benar-benar sesuai dengan Firman Tuhan yang sejati. Ada gereja yang mungkin sangat mementingkan penggalian Firman, tapi kenapa menjadi dingin? Jadi signifikansinya gede banget untuk zaman ini. Selain itu, gerakan Reformed Injili sebenarnya mengajak gereja untuk tidak sempit, tetapi mau dan taat mengerjakan mandat budaya dan mandat Injil.
Panggilan saya secara pribadi adalah mengajar. Akan tetapi, sebelum mampu memperjuangkan sesuatu kan kita harus diisi dulu baru kita mengerti apa sih yang harus diperjuangkan, bagaimana memperjuangkan, dan lain-lain. Untuk saat ini, saya ingin belajar Firman Tuhan baik-baik. Setelah belajar? Ya mengajar. Seperti yang pernah dikatakan Bu Inawaty Teddy, jika bukan orang yang ber-theology baik yang melayani, siapa lagi? Itulah beban saya. Mempersiapkan diri dan akhirnya bisa memberikan pengajaran iman yang benar kepada anak-anak.
Tanty – Pembicara Awam Pelayanan Siswa STEMI – Guru SD
Arah bagi Pemuda
Menurut saya Gerakan Reformed Injili adalah suatu gerakan yang berdoktrin Reformed dan semangat Injili, sesuai dengan namanya. Bagi saya, gerakan ini benar-benar bisa membangkitkan orang-orang muda yang memang punya potensi untuk sungguh-sungguh bisa bertumbuh, bisa dipakai Tuhan di dalam dunia ini. Saya melihat gerakan ini memandang begitu luas dan begitu banyak aspek, jadi bukan hanya pada satu aspek tertentu, yaitu hanya Injil saja. Yang unik dalam gerakan ini adalah kita juga bisa melihat bagaimana Tuhan juga memberikan kita mandat budaya. Bagi saya secara pribadi, gerakan ini sungguh-sungguh bisa dipakai oleh Tuhan biar pemuda bisa mengarahkan hidupnya mau ke mana. Zaman ini sangat membutuhkan Gerakan Reformed Injili karena yang bisa melihat adanya dua mandat ini dan memperjuangkannya hanya theology Reformed Injili saja. Dengan begitu, zaman yang begitu kacau ini boleh kembali kepada Firman Tuhan yang benar di dalam segala aspek kehidupan.
Banyak hal yang ingin saya perjuangkan, tapi yang paling spesifik adalah mengabarkan Injil biar semakin banyak lagi orang, khususnya pemuda, bisa kenal doktrin Reformed dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan di setiap aspek kehidupannya.
Suryanto – Humas STEMI
Gerakan yang Tidak Dualisme
Reformed itu kan kembali kepada Alkitab; Injili itu berarti ya tidak hanya secara theology benar, tapi harus menginjili orang supaya theology yang sudah benar itu bisa ada kelangsungannya. Menginjili itu tidak hanya ketemu teman dan kasih tahu dia Alkitab itu begini dan begini, doktrin yang benar itu seperti ini dan itu, dan sebagainya, tapi kembali lagi, bagaimana kehidupan kamu bisa mencerminkan apa yang kamu katakan dan seberapa banyak pengetahuan yang sudah kamu dapat itu kamu nyatakan dalam kehidupan kamu sehari-hari. Alkitab mengatakan kita adalah garam dan terang dunia, dan bangunan di atas bukit itu tidak mungkin tidak kelihatan.
Secara pribadi, saya melihat gaya hidup sebagian pemuda yang ada di Reformed sendiri masih kurang mencerminkan apa yang menjadi pengetahuan mereka. Mungkin mereka hanya tahu secara kognitif. Atau mereka bilang, “Ya, gua tahu koq.” Saya ingin ada satu kelompok pemuda yang bisa benar-benar mengaplikasikan apa yang sudah mereka ketahui dan yang sudah mereka dapat dalam kehidupan mereka, sehingga tidak hidup dalam dualisme. Inilah kerinduan dan perjuangan saya: memunculkan sebuah komunitas pemuda yang tidak hidup dualisme.
Marina Agustafia [Renie] – Humas STEMI – Designer Layout Majalah KiTa
Melawan Arus 180°, Mengubah Dunia
Bagi saya, Gerakan Reformed Injili benar-benar adalah gerakan yang suci banget, dan bahkan menurut saya radikal dan benar-benar melawan arus 180°. Ini adalah benar-benar gerakan yang, kalau bukan dari Tuhan, saya tidak berani jalani. Ini sungguh-sungguh membutuhkan kekuatan ekstra yang dari Tuhan. Ini benar-benar seperti putih di antara hitam yang besar banget, dan kita mencoba menyatakan signifikansi putih yang kecil di tengah-tengah hitam yang besar ini. Sehingga gerakan ini bukan penting lagi, melainkan ini adalah suatu keharusan. Saya mencari satu kata yang punya arti lebih “penting” dari kata “penting.” Mungkin kata “esensial” bisa dipakai di sini. Kalau Tuhan bekerja, gerakan ini dapat mengubah dunia.
Niko De Mus – Humas STEMI – Designer Grafis
Minoritas yang Menjadi Backbone
Menurut saya gerakan Reformed Injili adalah suatu pekerjaan Tuhan yang memang sudah Tuhan siapkan untuk zaman ini supaya boleh berdiri tegak mengingat arus Liberal dan Kharismatik yang begitu kuat. Jadi ada suatu mainstream line yang mungkin tidak kelihatan, tapi itu mau tidak mau harus ada. Kalau gerakan ini tidak ada, kasihan sekali anak-anak Tuhan yang ada dalam zaman ini. Jadi, benci atau suka, gerakan ini perlu karena ia memelihara iman ortodoks. Gerakan ini sangat signifikan bagi zaman ini karena ia merupakan suatu tolak ukur di mana Tuhan masih memelihara arus iman yang kuat dan pokok, sehingga masih dimungkinkan zaman ini tidak hancur begitu saja karena masih ada sekelompok anak-anak Tuhan yang setia kepada kebenaran Kitab Suci dan terus memberitakan Injil. Mungkin mereka hanya minoritas, tapi itu suatu arus yang bersifat backbone. Kalau kita lihat pekerjaan Tuhan di Alkitab, inilah cara Tuhan bekerja, di mana Tuhan keep minoritas untuk menjadi alat Tuhan. Mungkin bisa juga dikatakan, sekecil apapun kita, setidak berdaya apapun kita, kalau Tuhan mau pakai, kehendak Tuhan pasti akan jadi; maka ini tidak tergantung dari kekuatan manusia.
Rencana pribadi saya adalah, pertama, saya harus belajar doktrin baik-baik supaya saya tahu apa yang saya jalankan. Memang sekarang saya masih dalam tahap awal karena saya sendiri baru satu tahun ini sungguh-sungguh terlibat secara langsung dan berusaha mengaitkan diri dengan visi dan misi gerakan ini. Memang belajar doktrin tidak mungkin sampai tuntas, yaitu suatu level di mana kita tidak perlu belajar lagi. Kita pasti akan belajar terus. Tapi paling tidak saya harus memenuhi standar minimal. Kedua, memikul salib. Memang terkadang banyak surprise terjadi dalam gerakan Reformed, namun kita mau tidak mau harus terus jalan di situ. Secara spesifik, saya melayani dalam panggilan yang paling jelas yaitu masuk ke pelayanan siswa. Kalau generasi sekarang sudah tidak bisa dikasih tahu, kita harus mulai dari yang kecil (generasi baru).
Mari kita belajar melayani bersama-sama. Setelah Pak Tong, adalah ideal kalau Tuhan membangkitkan yang lain. Tapi kita belum tahu ini terjadi atau tidak. Saya sangat berharap kalau pemuda bisa sama-sama satu visi karena kalau tidak, can you imagine ribuan “orang Reformed Injili” pecah belah karena tidak mengerti visi. Meskipun ini susah karena kesannya terlalu mengawang-awang, kalau kita tidak pernah belajar, ini akan terus jadi awang-awang.
Dewi Arianti – Humas dan Pembicara Awam Pelayanan Siswa STEMI – Wiraswastawati
Kembali kepada Firman Tuhan
Gerakan Reformed Injili adalah gerakan yang membawa segala sesuatu dalam bidang kehidupan untuk kembali kepada Firman Tuhan dengan menitikberatkan pada penginjilan. Gerakan ini sangat penting bagi zaman ini untuk mengembalikan umat Tuhan kepada arah yang benar, yaitu untuk kembali bersandar kepada Firman Tuhan di dalam menghadapi ancaman dari luar seperti posmodernisme, atheisme, dan juga tantangan dari dalam kekristenan sendiri seperti liberalisme dan kharismatik. Selain itu, penginjilan dengan theology yang benar membawa jiwa-jiwa baru kepada ajaran yang benar sesuai dengan ajaran para Rasul dan Nabi.
Yesaya Ishak – Redaksi Umum Buletin Pillar – Operation Manager
Wakil Allah yang Menyatakan Isi Hati Allah
Gerakan Reformed Injili adalah gerakan yang mau setia dan mau kembali kepada Kebenaran; gerakan yang agung dan mulia yang mau mengajak semua anak-anak Tuhan, yaitu gereja-gereja atau mempelai wanita Kristus untuk kembali kepada form awal, yaitu form yang pertama-pertama Tuhan berikan kepada manusia sebelum manusia jatuh dalam dosa, yaitu setia pada Kebenaran.
Jikalau tidak ada gerakan Reformed Injili, maka dunia ini akan makin menyimpang dan terus-menerus terperosok dalam dosa karena tidak ada yang meneriakkan dan menegakkan kebenaran. Oleh sebab itu salah satu signifikasi dari gerakan ini adalah mencegah dosa makin bertambah di dunia ini serta menjadi wakil Allah yang menyatakan isi hati Allah agar semuanya kembali setia kepada Kristus, menaklukkan diri dan taat kepada Kebenaran yang berpribadi itu.
Saya berharap agar saya boleh sungguh-sungguh peka akan kehendak Tuhan sehingga saya tidak meleset dari kehendak Tuhan. Saya juga akan berjuang supaya gerakan yang mulia yang Tuhan berikan kepada zaman ini juga boleh menarik lebih banyak orang untuk berbagian di dalamnya, agar apa yang kita nikmati juga boleh dinikmati banyak anak Tuhan yang lain. Soli Deo Gloria.
Alexander Ganda – Humas STEMI – Pelatih Paduan Suara
Menghadapi Serangan dari Luar
Gerakan Reformed Injili merupakan suatu ajakan bagi setiap gereja untuk kembali setia kepada Alkitab, kembali kepada ajaran yang merupakan warisan Rasul-Rasul dan bapa-bapa gereja, serta memposisikan Firman Tuhan sebagai pusat kebenaran, dengan semangat Injili yang terus dikobarkan.
Berbagai pengajaran dunia tidak henti-hentinya menggerogoti kekristenan dengan begitu hebatnya. Kebangunan agama-agama di luar kekristenan juga merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi. Gerakan Reformed-lah yang dapat menjawab tantangan zaman ini. Hanya Reformed theology, yang Tuhan anugerahkan, yang dapat memelihara dan memperkuat kubu kekristenan sampai saat ini.
Sampai saat ini, saya sedang bergumul dan terus belajar theology Reformed serta mengaitkannya dengan berbagai bidang, khususnya bidang yang saya geluti dengan khusus. sehingga penggarapan mandat budaya dan mandat Injil dengan maksimal dapat saya lakukan.
Untuk rekan-rekan pemuda, mari kita responi visi yang sudah Allah bukakan melalui gerakan ini, menggumulkan apa yang akan menjadi bagian kita masing-masing untuk kita lakukan sebagai bagian dari tubuh Kristus.
Ekha Riansatria L. S. – Humas STEMI
***
Di dalam perjalanan mereka, dan kita semua, dalam mewarisi gerakan ini, kita akan belajar lebih banyak lagi. Sejalan dengan itu, waktu akan melaksanakan salah satu fungsinya ketika diciptakan, yaitu menguji segala sesuatu, termasuk seluruh pemuda yang ada di dalam lingkaran gerakan ini. Apakah kesetiaanmu akan terkikis oleh waktu? Apakah gerakan ini akan diredam oleh waktu? Apakah kamu siap mewarisi gerakan ini? Marilah kita berdoa agar Tuhan membangkitkan kita semua sebagai penerus gerakan dalam zaman ini untuk berani hidup memuliakan Kristus dalam setiap segi kehidupan kita sampai kehendak Tuhan jadi.
Erwan
Pemuda GRII Pusat
[1] Cara yang baik dalam membaca wawancara ini adalah bukan dengan melihat nama-nama mereka lalu melihat judul artikel ini. Judul artikel ini berlaku untuk kita semua. Sambil membaca, marilah kita juga menanyakan kepada diri kita sendiri ketiga pertanyaan yang diajukan kepada mereka.