Suatu waktu saya melihat sebuah clip di facebook tentang bagaimana menumbuhkan pohon
avokad dari bijinya. Beberapa hari kemudian ketika saya selesai mengupas sebuah avokad,
saya teringat clip tersebut dan mencoba langkah-langkah yang dianjurkan. Langkah pertama
cuci bersih biji avokad tersebut lalu tusuk dengan 4 tusuk gigi dari 4 arah mata angin,
kemudian taruh tergantung di atas sebuah gelas yang terisi air hingga setengah biji tersebut
terendam air. So far so good. Saya taruh segelas air dengan biji avokad tersebut di rak buku,
sambil coba mengingat berapa lama yang dibutuhkan untuk itu biji bertunas. Setelah search
sekejap di google, perlu sekitar 8 minggu untuk biji itu untuk bertumbuh! Selain itu banyak
sekali aturan, seperti harus ganti air setiap 4-5 hari untuk mencegah timbulnya jamur. Yang
terjadi berikutnya adalah biji avokad tersebut sudah di tempat sampah dapur saya. Gak sabar
dan gak mau repot.
Dalil pertumbuhan kerohanian kita sebagai orang Kristen tidak jauh berbeda dari
pertumbuhan biji avokad. Pertumbuhan kerohanian kita membutuhkan waktu dan terkadang
waktu yang sangat lama dan terus menerus. Pertumbuhan itu tidak bisa dikebut, ada waktu
yang harus dilewati. Namun memang di zaman ini, manusia cenderung mencari segala
sesuatu secara instan, termasuk dalam pertumbuhan kerohanian kita. Kita tidak mungkin
bertumbuh secara sehat ketika kita mengabaikan dalil-dalil pertumbuhan yang gradual.
Sering kali karena pertumbuhan yang gradual, sedikit demi sedikit, tidak terlalu bisa terlihat
secara jelas oleh orang yang melihatnya setiap hari. Namun pertumbuhan itu menjadi jelas
dan terukur ketika adanya suatu jangka waktu yang cukup panjang. “Wahh anakmu sudah
tinggi sekali yah sekarang, padahal baru tidak ketemu satu tahun." Bagi tamu yang tidak
bertemu setahun jelas bedanya, namun bagi orang tua yang repot-repot memberi makan
setiap hari, memang pertumbuhan itu nyaris tidak terasa. Bertumbuh harus repot-repot, repot
harus disiram, dipangkas, dibersihkan, diberikan sinar matahari yang cukup, dan lain-lain.
Apakah kerohanian kita bertumbuh? Mungkin kita agak sulit menjawabnya. Pertanyaan yang
lebih mudah dijawab dan lebih terukur adalah: apakah kita masih repot-repot menyirami jiwa
kita dengan firman Tuhan setiap hari? Apakah kita sedang kerepotan memangkas dosa-dosa
yang merintangi pertumbuhan kita? Kalau tidak mau repot dan tidak mau sabar, "tempat
sampah" sudah menanti.