,

Si Pengemis dan Sang Juruselamat

Seorang pengemis lumpuh meminta sedekah kepada dua orang pemimpin gereja, tetapi salah
satu menjawab, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan
kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, berjalanlah!”  Kadang banyak dari kita seperti
pengemis lumpuh tersebut, kita minta yang kita pikir baik, kita minta yang kita inginkan
tetapi bukan sesuatu yang benar-benar kita butuhkan. Tidaklah terlalu salah bahwa dunia ini
seperti digambarkan oleh pengemis lumpuh–mengejar emas dan perak, dan mengabaikan
sesuatu yang benar-benar diperlukan. 

Namun yang keliru bukan hanya dunia di luar, gereja juga sering kali didapati salah jalan
juga.  Konon ketika Thomas Aquinas datang kepada Paus Innocent II yang sedang
menghitung tumpukan uang, Sang Paus berkomentar, “lihatlah Thomas, gereja tidak lagi
berkata, “emas dan perak tidak ada padaku.”” Aquinas menjawab, “Betul Bapa, tapi gereja
juga tidak lagi bisa berkata, bangun dan berjalanlah!”

Di dalam cuplikan film “Superman Returns”, Superman berkata kepada Louis Lane, “engkau
menulis bahwa dunia tidak memerlukan juruselamat, tapi setiap hari aku mendengar orang-
orang berteriak merindukan seorang juruselamat.” Memang mudah melihat kebutuhan-
kebutuhan yang terkesan mendesak seperti makanan, tempat tinggal, dan sebagainya. Tetapi
jeritan hati terdalam manusia adalah merindukan seorang Juruselamat yang bisa berkata
kepadanya, “bangunlah dan berjalanlah dari keterpurukanmu, keluarlah dari lumpur hisap
dosa.” Karena itu Kristus datang bukan untuk menjadi seorang tabib yang menyembuhkan
berbagai penyakit. Dia tidak datang sebagai seorang ekonom untuk menyelesaikan masalah
ekonomi dunia. Tidak juga sebagai seorang pemimpin politik dunia yang menyelesaikan
berbagai konflik politik dan sosial dalam dunia ini. Ia datang sebagai Juruselamat atas dosa,
sebagai Penghulu Hidup untuk mati disalib.  Apakah yang kauminta wahai “pengemis
lumpuh” ketika Yesus datang menghampirimu?