Seorang menaiki bagal masuk ke kota Yerusalem dengan disertai sambutan gegap gempita
oleh seluruh rakyat. Terdengar familier? Kisah apakah ini? Pasti tentang Tuhan Yesus yang
dielu-elukan di Yerusalem seperti yang tercatat di Kitab Injil. SALAH! Kok salah? Karena
Yesus masuk ke Yerusalem mengendarai seekor keledai. Lantas siapa itu yang dimaksud?
Cerita di awal tersebut terambil dari 1 Raja-raja 1, di mana mengisahkan Adonia beserta
dengan Imam Abyatar dan Yoab, panglima utama Daud, membuat persepakatan untuk
mengadakan sebuah rencana pengangkatan Adonia sebagai raja karena ayahnya, Raja Daud,
sudah tua. Namun rencana tersebut digagalkan oleh Batsyeba dan Nabi Natan yang
menghadap Raja Daud. Mereka mengingatkan Raja Daud akan janjinya untuk mengangkat
Salomo menjadi raja menggantikannya.
Demikianlah titah Raja Daud, “Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke
atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon. Imam Zadok dan Nabi Natan
harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel; kemudian kamu meniup sangkakala dan
berseru: Hidup Raja Salomo! Sesudah itu kamu berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia
akan masuk dan duduk di atas takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan
aku, dan dialah yang kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda” (1Raj. 1:33-35).
Setelah Salomo dinobatkan, aliansi ilegal antara Kandidat Raja Adonia, Imam Abyatar, dan
Panglima Militer Yoab langsung bubar jalan seketika. Ketika yang berotoritas asli datang, ia
langsung menyatakan kepalsuan dari yang lain. Itulah juga implikasi ketika Yesus Kristus,
sebagai Anak Daud, masuk ke Yerusalem menyatakan bahwa para imam kepala yang
memegang kekuasaan religius maupun Romawi yang memegang kekuasaan politis dan
militer adalah kekuasaan palsu yang bukan berasal dari Tuhan. Mereka “KW”, mereka
bajakan, mereka palsu. Jesus, the true Son of David was coming to the city of David,
Jerusalem to proclaim the Kingdom of God.
Kalau kita memang butuh sesuatu dan membutuhkannya dengan sangat, sepertinya mudah
untuk ikutan-ikutan menyambut seorang rabi muda yang sedang naik daun. Beberapa hari
sebelumnya ada kabar yang viral sekali bahwa Ia membuat Lazarus hidup kembali walau
sudah dikubur selama empat hari. Mereka inginkan Mesias yang membawa mereka menang
atas Romawi dan balas menginjak-injak sang penjajah. Namun ketika Ia tidak sesuai
ekspektasi mereka (kalah dan ditangkap musuh tanpa melawan), mereka semua berubah
sikap.
Di minggu sengsara menyambut datangnya hari Jumat Agung dan Paskah, mari kita kembali
merefleksikan diri apakah kita seperti kebanyakan orang yang bersorak “Hosana! Hosana!”
tetapi sesungguhnya yang kita inginkan adalah seorang raja sesuai keinginan kita? Bukankah
seharusnya kita belajar menundukkan diri dan menerima seorang Raja yang sejati yang
mempunyai cara kerja yang berbeda dengan kerajaan-kerajaan dunia ini? Kiranya Tuhan
menolong kita!