Dari Seteru menjadi Rekan Sekerja Allah (3)

Paulus adalah seseorang dengan api yang terus berkobar dalam dirinya. Sebelum mengenal Kristus, api kebencian menguasai dirinya. Kebencian terhadap apa? Kebencian terhadap Kristus dan pengikut-Nya. Namun, setelah bertemu dengan Tuhan, api kebencian kini menjadi api suci dari Tuhan yang membuat dirinya tidak berhenti mengabarkan Injil. Salah satu pelayanan Paulus yang paling dikenal adalah ketika ia memberitakan tentang Kristus di Athena. Peristiwa ini digambarkan oleh salah satu seniman terbaik di dalam sejarah, yaitu Raffaello Sanzio da Urbino, atau yang dikenal sebagai Raphael.

Pada tahun 1515, Paus Leo X meminta Raphael untuk mempersiapkan sebuah set permadani (tapestry) yang menggambarkan kehidupan Petrus dan Paulus, untuk dimasukkan ke dalam Sistine Chapel. Saat itu, Sistine Chapel sudah dipenuhi dengan lukisan dinding (fresco) dari Michelangelo dan seniman lainnya, baik pada dinding atas maupun tempat lain. Bagian yang kosong untuk dapat diisi oleh Paus Leo X adalah dinding bagian bawah. Maka, Raphael diminta untuk membuat serangkaian permadani (tekstil tenun) tentang kehidupan Petrus dan Paulus untuk mengisi bagian yang kosong dari Sistine Chapel.

Seluruh karya tersebut dikenal dengan sebutan “The Raphael Cartoons”. Cartoon di dalam pengertian kita sekarang adalah animasi atau gambar yang ada di dalam film untuk anak-anak. Istilah cartoon berasal dari bahasa Italia, yaitu cartone, yang berarti kertas berukuran besarPada zaman Renaissance, ini adalah suatu gambar di dalam skala yang besar dan salah satunya adalah untuk permadani. Terdapat sepuluh cartoon di dalam serangkaian permadani yang dibuat oleh Raphael berkaitan dengan kehidupan Petrus dan Paulus, salah satunya adalah Paul Preaching at Athens.

Kisah Para Rasul 17:16 mencatat bahwa Paulus berada di Athena dan ia melihat kota itu penuh dengan patung berhala, maka hatinya begitu sedih. Paulus berdiskusi dengan beberapa orang Yahudi, beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa. Mereka bertukar pikiran hingga akhirnya Paulus dibawa ke Areopagus untuk memberitakan imannya. Kisah Para Rasul 17:22-31 mencatat mengenai apa yang Paulus katakan. Ia tahu yang dipercayai oleh golongan Epikuros dan Stoa, sehingga apa yang diberitakannya justru akan menantang pemikiran mereka.

Dari Paulus, kita belajar bahwa setiap orang Kristen harus memiliki kesadaran bahwa penting untuk kita benar-benar memiliki totalitas di dalam mengenal siapa Kristus, sehingga kekristenan sanggup menjawab tantangan dari dunia. Paulus bahkan menyatakan tentang Kristus dengan posisi berdiri, bukan duduk. Ini menjadi satu simbol bahwa ia sedang mendeklarasikan imannya, bukan menutup-nutupi atau ragu-ragu.

Raphael menggambarkan peristiwa ini dengan begitu indah. Di dalam cartoon Paul Preaching at Athens, terdapat tiga hal yang dapat diperhatikan, yaitu:

  1. Pada bagian kiri, terdapat seseorang yang menggunakan penutup kepala sedang mendengarkan Paulus. Orang tersebut diyakini adalah Paus Leo X, orang yang meminta Raphael membuat karya ini.
  2. Pada bagian kanan, ada sebuah patung yang terlihat cukup jelas dengan beberapa patung lainnya di balik pilar. Hal ini seperti yang dikatakan Alkitab, bahwa kota Athena penuh dengan patung berhala. Patung itu adalah Ares, dewa perang dalam mitologi Yunani. Dewa perang ini menjadi tanda yang kontras dengan Kristus yang diberitakan oleh Paulus, yang seolah-olah adalah dewa yang lemah dan tidak berkuasa seperti Ares.
  3. Pada bagian kanan bawah terdapat seorang laki-laki dan perempuan yang digambarkan dengan gestur seperti menerima dan fokus mendengarkan. Dua orang tersebut digambarkan sebagai Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan Damaris. Kisah Para Rasul 17:34 mencatat bahwa setelah Paulus selesai berbicara, ia pergi dari sana dengan diikuti beberapa orang yang menjadi percaya, termasuk Dionisius dan Damaris.

Pada tahun 2020, dalam rangka memperingati 500 tahun kematian Raphael, karya permadani tentang Paulus dan Petrus yang masih tersisa dipasang kembali di Sistine Chapel, di dalam posisi asli pada waktu Paus Leo X memintanya. Biasanya, karya-karya ini dipasang secara bergilir di dalam tempat kaca. Berbagai karya ini dicoba untuk dipertahankan dan direstorasi oleh para ahli dari Museum Vatikan. Pada waktu seluruh karya ini diselesaikan, diyakini bahwa Raphael tidak melihat proses pemasangannya karena sakit dan akhirnya meninggal dunia.

Pelayanan Paulus adalah pelayanan yang berat, tetapi sangat dipakai Tuhan. Dahulu, ia adalah penganiaya Kristus dan pengikut-Nya. Setelah bertobat, ia memberitakan Kristus, apa pun risiko dan tantangannya. Paulus dipenjarakan, ditolak, ditantang, dan lain-lain. Kehidupannya sebagai rekan sekerja Allah adalah pelajaran penting bagi orang Kristen. Mungkin kita berpikir bahwa Paulus dipilih karena ia memiliki bakat yang besar. Ia adalah seorang Yahudi yang dari kecil dididik dengan ketat dan memiliki hal-hal yang sebenarnya sangat dibanggakan oleh seorang Yahudi. Namun, Paulus sendiri mengatakan bahwa hal-hal yang membanggakan, yang begitu memegahkan dirinya dahulu, menjadi sampah yang tidak berarti ketika ia bertemu Kristus. Dari kalimat ini kita mendapatkan sebuah indikasi bahwa segala bakat dan kehebatan Paulus sebenarnya adalah hal yang tidak berguna atau tidak bernilai jikalau dibandingkan dengan Kristus. Bahkan Paulus mengatakan bahwa ia adalah seorang yang paling berdosa di antara orang-orang berdosa. Maka satu-satunya alasan Allah memilih Paulus adalah karena anugerah Allah itu sendiri. Tanpa anugerah Allah, seluruh bakat dan pencapaian kita tidak mungkin memiliki arti. Sebaliknya, dengan pimpinan Allah semua hal ini justru dapat dipakai lebih besar lagi di dalam menjalankan pekerjaan Allah. Kehidupan yang dipakai Tuhan adalah anugerah.

Begitu pun dengan kita. Tidak ada usaha apa pun dari diri kita yang membuat kita dipilih menjadi rekan sekerja Allah. Tuhan sendirilah yang memanggil dan menentukan. Jika Tuhan memanggil kita, janganlah kita mengeraskan hati, sebab itu adalah hak istimewa yang hanya mungkin didapatkan oleh orang Kristen. Mungkin kehidupan yang menjalankan kehendak Allah terlihat lebih berat dibanding orang-orang yang tidak mengenal-Nya. Namun, kehidupan yang terlihat lebih berat ini justru memiliki makna yang begitu besar dan kaya. Karena kita hidup dipakai oleh Allah yang berdaulat atas alam semesta ini.

Apabila kita melihat ada hamba Tuhan yang pernah dengan keras menolak Tuhan, tetapi bertobat dan akhirnya benar-benar dipakai oleh-Nya, kiranya kita boleh menjadi seperti Dionisius dan Damaris yang mendengarkan orang yang Tuhan pakai. Apabila kita sudah menjadi Kristen sejak lama, tetapi tidak pernah serius bergumul dalam pengenalan akan Tuhan dan peran kita sebagai saksi Tuhan, mari kita belajar dari Paulus. Paulus berdiri di Areopagus dan di sana ia tidak malu akan Injil. Dia mengenal Kristus dan ia memberitakannya dengan lantang. Kiranya ini boleh menjadi hal yang kita kejar, sehingga kehidupan kita sebagai orang Kristen diperkenan Allah dan menjadi berkat bagi sesama.

Sharon Nobel

Pemudi GRII Bandung

Referensi:

1. https://news.artnet.com/exhibitions/the-sistine-chapel-raphael-tapestries-1783185.

2. https://pemuda.stemi.id/reforming_heart/khotbah-di-areopagus-1.

3. https://www.rct.uk/collection/themes/trails/the-raphael-cartoons.

4. https://www.royalacademy.org.uk/article/daniel-maclise-what-is-a-cartoon.

5. https://www.thejakartapost.com/life/2020/02/18/all-raphaels-tapestries-return-to-sistine-chapel-after-centuries.html.

6. https://www.vam.ac.uk/articles/story-of-the-raphael-cartoons#slide=0&slide=0&slide=0&slide=0&slide=0&slide=0&slideshow=5239394909&slideshow=951930.