Reflection on Oratorio Messiah (8)

Lagu “Glory to God in the highest, and peace on earth” yang dinyanyikan oleh paduan suara merupakan lagu penutup dari scene 4. Chorus ini merupakan berita sukacita yang disampaikan oleh para malaikat. Daniel Block memberikan empat poin yang menjelaskan mengenai angel’s chorus tersebut. Pertama, pujian malaikat ini merupakan interpretasi Ilahi dari peristiwa yang sedang terjadi. Secara fundamental,
ini bukan interpretasi dari para malaikat karena malaikat membawa pesan dari Allah
di sorga untuk menyatakan signifikansi kelahiran Kristus. Kedua, signifikansi ini dideklarasikan dari dua sudut pandang, yaitu perspektif Ilahi dan perspektif ciptaan. Dari sudut pandang Ilahi, kelahiran Kristus merupakan pernyataan kemuliaan Allah yang agung. Dari perspektif ciptaan, kelahiran Sang Mesias ini merupakan jaminan kedamaian bagi manusia yang berada
di dalam kekacauan sejak kejatuhan dalam dosa. Ketiga, kelahiran Kristus merupakan pernyataan kuasa Firman Allah karena di dalam inkarnasi kita melihat Firman yang menjadi daging. Keempat, kedatangan Kristus menyatakan kedamaian dan kabar baik, bukan bagi semua orang tetapi hanya bagi orang-orang pilihan-Nya. Setidaknya empat
poin ini menjadi alasan signifikansi dan agungnya kelahiran Kristus. Namun yang menarik dari Oratorio Messiah adalah pengaturan Jennens yang tidak berhenti di dalam selebrasi kelahiran Kristus, ia langsung menempatkan teks mengenai kehidupan
dan pelayanan Kristus setelah selebrasi kelahiran-Nya. Hal ini agar kita menyadari signifikansi kelahiran Yesus dari perspektif pelayanan dan kehidupan yang dijalani-Nya. Inilah yang digambarkan dalam scene 5.

Scene 5:

18. Aria: Rejoice greatly, O daughter of Zion (Sopran)

Rejoice greatly, O daughter of Zion; shout, O daughter of Jerusalem: behold, thy King cometh unto thee: he is just, and having salvation; lowly, and riding upon an ass, and upon a colt the foal of an ass. (Zec. 9:9)

 

And I will cut off the chariot from Ephraim, and the horse from Jerusalem, and the battle bow shall be cut off: and he shall speak peace unto the heathen: and his dominion shall be from sea even to sea, and from the river even to the ends of the earth. (Zec. 9:10)

 

Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. (Zak. 9:9)

 

Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi. (Zak. 9:10)

 

Aria tentang “Rejoice” sangat cocok digunakan sebagai respons sukacita terhadap cerita tentang kelahiran Kristus. Meskipun menempatkan aria pada bagian ini terlihat antiklimaks, Handel dengan tepat menaruh “Rejoice” sebagai respons setelah malaikat menyanyikan akan kemuliaan Tuhan. Untuk mengurangi rasa antiklimaks yang diberikan, Handel menggubahnya penuh dengan teknik-teknik yang sulit. Melalui contoh di bawah ini, kita dapat melihat bahwa banyak not yang rumit dan kompleks harus dinyanyikan dengan cepat dan penuh sukacita. Handel menggunakan melismatic melody bagi kata “rejoice” sebagai ungkapan sukacita, bagaikan seorang yang begitu riang karena sukacita yang dialami. Lagu yang bebas dan cepat melambangkan rasa sukacita yang meluap-luap karena kabar sukacita mengenai Sang Juruselamat yang telah lahir ke dalam dunia ciptaan ini.

Secara garis besar, aria ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama dan ketiga memiliki tema utama yaitu dengan menekankan kata “rejoice”. Mood atau suasana yang kita rasakan dari bagian pertama dan ketiga ini adalah keceriaan, sukacita karena ingin menyampaikan kedatangan seorang Raja. Namun perubahan mood yang sangat signifikan terdapat dalam bagian kedua. Pada bagian ini, kata yang ditekankan adalah “peace”. Bagian ini mengingatkan kita kembali akan janji kedamaian yang akan diberikan melalui kedatangan Raja tersebut.

Bagian kedua ini dinyanyikan dengan lebih legato dan dengan suasana yang lebih tenang serta memberikan kesan keagungan dan kontemplatif. Mood atau suasana seperti ini untuk menggambarkan teks dari bagian tersebut, yaitu “He is the righteous Saviour, and He shall speak peace unto the heathen.” Sehingga ketika kita mendengarkan bagian ini, kita pun dapat ikut terbawa untuk merenungkan akan siapa yang datang dan apa yang dia bawa. Lalu bagian ini langsung disambung dengan bagian ketiga, yang teks dan tema utama melodinya mengulangi bagian pertama. Hal ini untuk mengajak kita berespons dengan sukacita menyambut Sang Raja Damai yang datang dengan menunggangi seekor keledai. Seorang Raja yang dengan rendah hati dan lembut datang bagi kita yang berdosa kepada-Nya.

19. Secco recitative: Then shall the eyes of the blind be opened (Alto)

Then the eyes of the blind shall be opened, and the ears of the deaf shall be unstopped. Then shall the lame man leap as an hart, and the tongue of the dumb sing: for in the wilderness shall waters break out, and streams in the desert. (Isa. 35:5-6)

 

Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara. (Yes. 35:5-6)

 

Scene 5 menceritakan hal-hal yang akan terjadi ketika Mesias datang ke dalam dunia melalui pelayanan yang dilakukan-Nya. Mesias yang sebelumnya secara implisit dikatakan sebagai Raja, barulah secara eksplisit dinyatakan dalam bagian ini. Sekaligus recitative ini menjabarkan lebih detail mengenai apa yang dilakukan oleh Sang Raja di dunia ini. Raja itu datang bersama dengan janji akan kedamaian dan Ia melakukan pekerjaan-pekerjaan besar. Lagu “Then shall the eyes of the blind be opened” menceritakan bahwa Raja yang datang akan mengadakan banyak mujizat, yang buta akan melihat, yang tuli akan mendengar, orang lumpuh akan berjalan, dan orang bisu akan bernyanyi. Mujizat ini adalah pekerjaan yang Kristus kerjakan di dalam dunia untuk menggenapi nubuat Perjanjian Lama. Nubuat ini berasal dari Kitab Yesaya 35:5-6 dan digenapi seluruhnya dalam diri Yesus Kristus.

20. Aria: He shall feed His flock like a shepherd (Duet: Alto, Sopran)

He shall feed his flock like a shepherd: he shall gather the lambs with his arm, and carry them in his bosom, and shall gently lead those that are with young. (Isa. 40:11)

 

Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati. (Yes. 40:11)

 

Come unto me, all ye that labour and are heavy laden, and I will give you rest. Take my yoke upon you, and learn of me; for I am meek and lowly in heart: and ye shall find rest unto your souls. (Matt. 11:28-29)

 

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Mat. 11:28-29)

 

Aria selanjutnya, “He shall feed His flock” menggambarkan Mesias bukan sebagai Raja lagi tetapi sebagai Gembala Yang Agung. Kelahiran yang diberitakan kepada para gembala sekarang digambarkan sebagai Sang Gembala itu sendiri. Gambaran ini mau menunjukkan bahwa Sang Mesias itu memberikan kedamaian dan keamanan seperti dalam Mazmur 23. Yesus telah mengidentikkan diri-Nya dengan Gembala Yang Baik, yang menjaga domba-domba-Nya (Yoh. 10:11, 14). Dalam aria ini, kita dapat melihat kata-kata yang menenangkan dan menghiburkan seperti, “shall feed His flock…. gather lambs with His arms,….. carry them in His bosom,….. and gently lead those that are with young”. Lagu yang sangat melodius dan indah membuat kita seperti berada dalam pemeliharaan Sang Gembala. Setelah solois alto menyanyikan, “He shall feed his flock”, solois sopran terus bernyanyi di nada tinggi, menyanyikan kata-kata yang Yesus katakan sendiri (Mat. 11:28-29). Aria ini ditutup dengan sebuah ajakan untuk datang kepada Sang Gembala. Ajakan bagi orang-orang berbeban berat dan lelah dalam menjalani hidup yang penuh kesulitan ini, karena Sang Gembala akan memberikan istirahat bagi jiwa yang sudah lelah. Dengan lembut Ia akan menenangkan jiwa kita. Bukan hanya itu, dikatakan juga bahwa kita akan diberikan kuk yang ringan oleh Sang Gembala tersebut.

21. Chorus: His yoke is easy

For my yoke is easy, and my burden is light. (Matt. 11:30)

 

Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. (Mat. 11:30)

 

Pujian terakhir dari bagian satu Oratorio Messiah adalah, “His yoke is easy and his burthen is light.” Ajakan Yesus dilanjutkan dalam bagian ini. Iringan dimainkan dengan ringan dan bas menyanyikan not yang “melompat-lompat”. Secara umum, melodi dinyanyikan dengan tempo yang cepat. Cara menyanyikan demikian adalah untuk menggambarkan keringanan dari kuk yang kita pikul. Dalam lagu ini, Handel membuat tekstur lagunya menjadi ringan dan seperti angin.

Tetapi menjelang akhir lagu, melodi yang cepat dan ringan, melodi bas yang meloncat-loncat berubah menjadi lebih tebal dan perasaan berat mengganti keringanannya.

Lalu pada bagian akhir kita akan mendengarkan secara sepintas chord disonan pada kata “burthen”.

Mengapa perubahan seperti ini terjadi di akhir bagian? Karena Handel ingin menggambarkan bahwa anugerah yang kita terima adalah anugerah yang harus membayar harga. Maksudnya membayar harga adalah Anak Allah harus mati agar kita dapat menerima anugerah tersebut. Musik di akhir bagian satu ini memberikan petunjuk akan bagian dua yang menceritakan akan penderitaan Kristus.

Penutup

Scene 5 ini merupakan penutup untuk bagian pertama Oratorio Messiah yang mengisahkan mengenai kelahiran Kristus Sang Mesias mulai dari nubuat hingga kelahiran-Nya. Di sepanjang bagian lagu ini kita dapat melihat bagaimana kedatangan Kristus ini menjadi penghiburan bagi yang dalam penderitaan dan kesusahan, tetapi juga bagaikan api yang menghanguskan dan memurnikan. Tema-tema seperti penghiburan, pengharapan, serta pembebasan atau pelepasan dari kesulitan hidup menjadi hal-hal yang diangkat dalam rangkaian lagu di oratorio ini. Bagian ini diakhiri dengan hal-hal yang dikerjakan oleh Sang Mesias, yaitu memberikan kedamaian dan kelegaan dari beban berat yang kita tanggung, lalu memberikan kita kuk yang enak dan ringan dalam kehidupan mengikuti-Nya. Dalam beberapa artikel ke depan, kita akan mengulas beberapa tema ini dengan lebih mendetail sebagai perenungan kita dalam mengenal Sang Mesias. Sehingga kita bisa lebih mengerti pesan-pesan alkitabiah yang digunakan dalam Oratorio Messiah bagian pertama tersebut. Kiranya Tuhan menolong kita untuk makin mengenal Kristus melalui pembahasan-pembahasan tersebut.

Simon Lukmana (Pemuda FIRES)

Howard Louis (Pemuda GRII Batam)