Liputan NREC 2007

NREC yang direncanakan untuk diadakan selama lima tahun berturut-turut telah memasuki tahun keempatnya pada tanggal 26-29 Desember 2007 lalu. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, convention ini diadakan di Kinasih, dan dihadiri peserta dari berbagai wilayah dari dalam dan luar Indonesia (Singapura, Malaysia, RRC, Australia, Jerman dan USA) dan mencapai total sekitar 1320 orang. Bahkan, hamba-hamba Tuhan GRII dari berbagai cabang, baik dari dalam maupun luar negeri ikut menghadiri convention ini.

Convention diawali dengan kata sambutan oleh Pdt. Dr. Stephen Tong dalam Kebaktian Pembukaan di Aula BSK, aula terbesar di Wisma Kinasih. Beliau mengingatkan setiap peserta bahwa convention diselenggarakan dengan tujuan yang sangat penting, yaitu untuk membangkitkan dan membentuk fondasi iman, pengetahuan, dan pelayanan setiap orang yang hadir. Beliau juga mengingatkan agar kesempatan belajar Firman selama empat hari dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh peserta sehingga Firman mendapat tempat di hati masing-masing peserta dan setiap perintah Tuhan mendapat reaksi yang tepat.

Convention pada tahun ini menghadirkan lebih banyak pembicara dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dua puluh satu pembicara telah ditetapkan untuk mengisi sesi-sesi yang telah disiapkan untuk empat hari, ditambah dengan satu pembicara tambahan, yaitu Pdt. Effendi yang diminta untuk berkhotbah di hari berikutnya secara mendadak oleh Pak Tong. Sesi acara tersusun dengan rapi dan padat; dalam waktu yang begitu singkat dapat ter-cover sekitar tiga belas sesi, tiga kebaktian, dan dua renungan pagi. Dan sesi-sesi Kapita Selekta yang diadakan pada hari kedua dan ketiga mempunyai lebih banyak variasi tema dibandingkan tahun-tahun sebelumnya; baik peserta Youth maupun Workers dapat memilih di antara dua tema yang disediakan untuk setiap sesinya, sesuai dengan kebutuhan dan pergumulan masing-masing. Tak ada satu peserta pun yang menyangkali, kalau tiap sesi yang telah dipersiapkan dengan sungguh-sungguh telah menjadi berkat besar yang merombak pikiran dan hati, bahkan meneguhkan iman dan panggilan masing-masing peserta.

Setiap malam sebelum sesi Pleno yang dipimpin oleh Pak Tong, diadakan wawancara singkat dengan beberapa hamba Tuhan yang melayani dalam Gerakan Reformed Injili. Wawancara yang singkat ini pun telah membuka wawasan dan memberkati setiap orang yang hadir. Beberapa hamba Tuhan yang diwawancarai, ada yang berasal dari luar negeri, yang karena mendapat panggilan Tuhan, rela meninggalkan negara asalnya yang jauh lebih nyaman, untuk datang ke Indonesia melayani Tuhan. Ada juga hamba Tuhan yang dengan tekun dan konsisten mengerjakan pelayanan yang dipercayakan dengan tak mengharap imbalan apapun. Bahkan dari wawancara di hari terakhir pun, peserta juga dibukakan bahwa sangat penting untuk menaklukkan tiap bidang kehidupan di bawah otoritas firman Tuhan.

Dalam sesi Pleno yang dipimpin oleh Pak Tong, beliau menguraikan mengenai iman, dari mana asalnya, bagaimana cara iman diperoleh dan apakah definisi iman. Pesan yang begitu sederhana tetapi sekaligus powerful mendorong pendengar untuk hidup lebih sungguh-sungguh dalam iman kerohanian yang sejati kepada Tuhan.

Salah satu perbedaan dengan convention di tahun-tahun yang lalu adalah diadakannya Kebaktian Padang di hari terakhir. Tuhan memberikan anugerah cuaca yang sangat cerah, padahal hari-hari sebelumnya tak pernah terhindar dari gerimis di pagi hari. Meskipun harus bangun jauh lebih pagi dibandingkan hari-hari sebelumnya, para peserta tetap datang dengan semangat untuk beribadah, memuji kebesaran Tuhan, mendengarkan kebenaran firman Tuhan, dan menikmati hadirat Tuhan.

Pada Kebaktian Penutupan, Pak Tong mengingatkan bahwa anugerah yang Tuhan berikan dari zaman ke zaman adalah hamba Tuhan. Dengan penjelasan bagaimana mengerti panggilan Tuhan dalam hidup tiap orang percaya, kebaktian tersebut diakhiri dengan tantangan untuk menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan dan ada sekitar 300 orang yang berespon untuk menggumuli panggilan Tuhan untuk melayani Tuhan secara full-time.

Waktu empat hari tiga malam terasa begitu cepat berlalu dan NREC 2007 telah selesai. Setiap peserta mau tidak mau harus kembali ke tempat pelayanannya masing-masing. Firman Tuhan yang telah disampaikan dengan limpah menjadi bekal yang tak ternilai harganya bagi masing-masing peserta. Selamat berjuang di tempat masing-masing dan sampai jumpa di NREC 2008!

Yenny Djohan

Pemudi GRII Singapura