Pernahkah hati Anda terasa panas seharian karena ada orang yang mengeluarkan kata-kata hinaan, cercaan, atau makian terhadap Anda? Mendengar kata-kata seperti itu dilayangkan kepada kita memang bukan pengalaman yang menyenangkan. Apalagi orangnya sok bijaksana, padahal menurut Anda kata-katanya sangat tidak benar, tidak bermutu, dan tidak masuk akal.
Namun anehnya, kadang-kadang, kata-kata orang lain terasa lebih tajam menusuk bukan ketika kata-kata mereka salah dan kesimpulan mereka tentang kita terlalu terburu-buru dibuat, tetapi justru karena apa yang dikatakan tentang kita itu benar. Semakin benar hujatan mereka, justru semakin sakit hati kita. Jadi, tampaknya seseorang dapat tersinggung baik karena perkataan orang lain tentang dia itu benar ataupun salah. Mungkin, seseorang itu sakit hati bukan karena benar tidaknya perkataan orang lain.
Jika demikian, apa kira-kira yang membuat seseorang tersinggung? Ada beberapa kemungkinan. Kita tersinggung karena cara orang lain mengatakannya kepada kita. Misalnya, orangnya menegur kita dengan tidak hormat dan intonasi suara yang melengking-lengking, seperti sangat merendahkan kita. Kita juga dapat tersinggung meskipun orang lain itu berbicara dengan baik-baik tetapi dengan register[1] yang salah. Misalnya, anak SMA menasihati orang yang lebih senior dengan gaya guru menasihati murid. Dan juga, tentunya kita akan merasa berlawanan dari tersinggung ketika orang memuji kita, tetapi kita dapat menjadi sangat tersinggung ketika orang mengeluarkan kata-kata pujian tetapi dengan maksud sarkastik.
Sepertinya kita bisa saja tersinggung baik ketika kata-kata orang lain itu salah ataupun benar, baik ketika dikatakan dengan kasar maupun halus dan sopan, baik ketika kata-katanya berisi celaan maupun pujian. Jadi, kenapa sebenarnya kita tersinggung? Ternyata hal yang umumnya kita anggap sebagai penyebab kita tersinggung bukanlah penyebab yang paling mendasar. Dari penelusuran di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan kita tersinggung adalah rasa sedang direndahkan. Kehormatan kita sedang “tersinggung”. Karena itu, semakin tinggi kita menempatkan diri kita, semakin sering kita akan tersinggung.
Apakah kita adalah orang yang cepat tersinggung? Jangan-jangan, selama ini kita terlalu tinggi menyanjung diri kita sendiri. Jika kita menyadari seberapa dosa kita sudah membuat kita rendah dan hina di hadapan Tuhan, masihkah kita lekas-lekas tersinggung?
[1] Dalam Sosiolinguistik, register adalah cara kita berbicara dalam berbagai konteks relasi. Misalnya, seorang anak kecil harus berbicara dengan cara yang berbeda dengan orang tua atau guru dari cara yang mereka gunakan untuk anak sepantaran.