Kemurahan dan Kekerasan Allah

Setiap bulan satu kali dalam renungan Mingguan Pillar online ini, kita telah bersama-sama merenungkan tentang
Jumat Agung – Roti Tidak Beragi (www.buletinpillar.org/renungan/kesetiaan-tuhan),
Kebangkitan – Buah Sulung (www.buletinpillar.org/renungan/the-festivals),
dan Pentakosta – Tujuh Minggu (www.buletinpillar.org/renungan/pentakosta).

Para pembaca Pillar yang pernah membaca Lima Kitab Musa (Pentateukh) pasti mengetahui ada berbagai macam hari
raya di dalamnya. Di dalam Imamat 23, kita dapat menemukan berbagai macam hari raya bangsa Israel sebagai berikut:

&nbsp&nbsp1. Sabat (Sabbath) – Imamat 23:3

&nbsp&nbsp2. Roti Tidak Beragi (Passover) – Imamat 23:4-8

&nbsp&nbsp3. Buah Sulung (Firstfruits) – Imamat 23:9-14

&nbsp&nbsp4. Tujuh Minggu (Weeks) – Imamat 23:15-21

&nbsp&nbsp5. Serunai (Trumpets) – Imamat 23:23-25

&nbsp&nbsp6. Pendamaian (Atonement) – Imamat 23:26-32

&nbsp&nbsp7. Pondok Daun (Booths) – Imamat 23:33-36

Sebelum kita melanjutkan pembahasan pada hari raya Serunai, Pendamaian, dan Pondok Daun yang menurut kalender umum
berada sekitar bulan September – Oktober, pada bulan ini saya mengajak kita semua untuk melihat tradisi Yahudi mengenai
Serunai dan Pendamaian yang ada di zaman sekarang ini.

Bagi para pembaca yang mengenal budaya Yahudi, Tahun Baru bangsa Yahudi saat ini jatuh pada hari Rosh Hashanah, tanggal
1 bulan Tisyri. Rosh Hashanah inilah yang disebut hari raya Serunai. Sedangkan ketika kita membaca di Keluaran 12 dan
kita sudah menyentuhnya di artikel Ibadah Sehari-hari (www.buletinpillar.org/renungan/ibadah-sehari-hari),
tahun baru bangsa Israel dahulu terjadi tanggal 1 bulan Nisan (Rosh Chodashim). Mengapa terjadi perbedaan antara 1
Tisyri dan 1 Nisan di dalam penanggalan bangsa Yahudi? Apakah ada peristiwa sejarah yang menyebabkan perubahan
peringatan Tahun Baru dalam kehidupan bangsa Yahudi?

Bulan Nisan jatuh pada musim semi sedangkan bulan Tisyri jatuh pada musim gugur. Mengapa Tahun Baru pada musim semi
sukacita, penanda kehidupan berpengharapan, justru dirayakan pada musim gugur dukacita, penanda kehidupan yang
kehilangan pengharapan? Kemunculan Rosh Hashanah ini terjadi sesudah hancurnya bait Allah Yerusalem tahun 70 dan
rabi-rabi Israel membuatnya sebagai masa pertobatan[i] menjelang hari penghakiman (Pendamaian – AtonementYom Kippur)
[ii].

Menyadari hal ini, apa yang menjadi respons kita? Bangsa Yahudi gagal melihat Tuhan Yesus Kristus sebagai Domba Paskah
keselamatan dan itu tidak berarti kita berhasil melihat Tuhan Yesus Kristus sebagai Domba Paskah keselamatan. Semata-
mata karena kasih karunia Allah, Ia mengaruniakan Roh Kudus untuk mencelikkan mata rohani kita dan melahirbarukan hati
kita sehingga kita menyadari kemurahan Allah di dalam Injil. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk
merefleksikan bagaimana kita harus hidup dan bersikap dalam keselamatan, bertumbuh dalam pengenalan akan kemurahan dan
kekerasan Allah, dari apa yang rasul Paulus katakan tentang keselamatan Yahudi (Jews) dan bangsa lain (Gentiles – kita
semua) di Roma 11:

Maka aku bertanya: Adakah mereka (Jews) tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain (Gentiles – kita semua), supaya membuat mereka cemburu. (ayat 11)

Karena itu apabila beberapa cabang (Jews) telah dipatahkan dan kamu (Gentiles – kita semua) sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu. Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas. Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu. Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga. (ayat 17-22)

Mengenai Injil mereka (Jews) adalah seteru Allah oleh karena kamu (Gentiles – kita semua), tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua. O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! (ayat 28-33)

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36)


[i] www.hebrew4christians.com/Holidays/Calendar/calendar.html [diambil pada tanggal 11 Juni 2013]

[ii] Penjelasan lebih detail antara hubungan Rosh Hashanah dan Yom Kippur akan dibahas bulan depan.