Bagi generasi yang terbiasa hidup di masa dan tempat yang relatif damai dan tenteram, Natal 2020 telah menjadi Natal yang berbeda. Terbiasa dengan suasana Desember menyenangkan, saat tempat-tempat liburan bebas dikunjungi tanpa kekhawatiran, Natal 2020 adalah Natal yang kehilangan kedamaiannya bagi sebagian orang, sambil melupakan bahwa ada banyak Natal di dalam masa sejarah yang berlatar lebih menyeramkan daripada ancaman COVID-19, seperti pada masa perang, kelaparan, atau wabah yang lebih parah daripada yang sekarang.
Namun, adalah di dalam hikmat dan kedaulatan Allah hari Natal jatuh pada akhir tahun, bukan pada awal atau pertengahan tahun, karena akhir tahun adalah seperti pos perhentian atau area istirahat dari sebuah perjalanan panjang dan dari pos itu biasanya para pengelana melihat kembali perjalanan yang sudah mereka tempuh sampai sejauh ini. Dan saat kita melihat kembali peristiwa sepanjang tahun yang mengandung banyak kesusahan dan kesedihan ini, kita akan melihatnya melalui peristiwa yang terdekat dengan pos kita, yaitu kelahiran Kristus, Sang Raja Damai dan Kasih yang dari-Nya bersumber pengharapan bagi segala orang yang menderita. Peringatan Natal selalu ada di akhir penggalan perjalanan kita di dalam waktu, memperbarui hati kita dengan menciptakan struktur “… meskipun begitu …” di dalam akal budi kita. Kita menderita, meskipun begitu Kristus telah datang.
Sungguh benar bagi kita juga perkataan malaikat kepada para gembala:
Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (Luk. 2:10-11)
Bagi yang kehilangan keluarga atau sedang berjuang melawan penyakit ataupun dampak ekonomi dari COVID-19, tahun ini adalah tahun yang sangat berat untuk dilalui. Kristus mengerti segala penderitaan manusia karena Dia sendiri pernah menjadi manusia dan menderita. Dia meratap bersama dengan orang-orang yang berdukacita. Meskipun begitu… meskipun begitu, Dia sudah datang, mati bagi domba-domba-Nya, bangkit, kini memerintah dari sorga, dan suatu saat akan datang kembali untuk menyeka air mata kita semua.
Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. (1Yoh. 3:2-3)