Di luar sudah semakin sepi. Tidak terdengar lagi suara anak-anak kampung bermain kejar-kejaran.
Salak anjing sesekali memecahkan keheningan. Pengantin itu menunggu dan menunggu, tetapi
mempelai laki-laki tidak kunjung tiba. Makanan telah mendingin. Anggur bergeming. Suara tawa di
dalam rumah telah berganti menjadi uapan. Mata kesepuluh gadis itu mulai berat dan mereka pun
tertidur. Namun sebelumnya, lima orang dalam kantuk mereka telah mengecek persediaan minyak
mereka terlebih dahulu sebelum mereka menyerah kepada kelelahan mereka. Entah apa yang terjadi
pada mempelai mereka.
“Sst!” Desis ibu mereka membuat mereka terbangun.
“Di mana minyakmu? Dia sudah datang!”
Kelima gadis yang siaga langsung menuju tempat mereka menaruh minyak mereka. “Ada, Mama,”
kata mereka.
Kelima gadis yang lain panik dan mulai berlari ke sana sini mencari minyak, meskipun mereka tahu
bahwa itu adalah usaha yang sia-sia karena mereka belum menyiapkannya. Mereka menyadari sekali
konsekuensi dari kebodohan mereka: tanpa minyak, mereka tidak akan sanggup menyelesaikan
pesta pernikahan itu.
Inilah ingar-bingar yang terjadi di dalam rumah gadis-gadis itu ketika mempelai laki-laki mendadak
datang. Apakah ini yang akan terjadi pada kehidupan kita jika Yesus Kristus mendadak datang?
Sudahkah kita menyiapkan minyak kita?
Namun, apa yang dimaksud dengan menyiapkan minyak? Daripada kita mencoba untuk mencari
paralel dari setiap benda dalam perumpamaan, menurut saya, adalah lebih produktif jika kita
mengerti minyak dari fungsinya, sehingga yang kita lihat adalah kondisi yang dimungkinkan dari
adanya minyak itu. Minyak diperlukan untuk menyukseskan pernikahan. Menyiapkan minyak berarti
serius mau menjalankan pernikahan. Apa yang akan terjadi pada malam hari atas para gadis itu
sangat tergantung pada apa yang mereka siapkan pada sore hari. Sore hari mereka menentukan
malam hari mereka, dan tidak hanya itu, juga seumur hidup mereka.
Apakah Anda mengira bahwa kiamat adalah urusan nanti? Apa yang telah kita siapkan sekarang
untuk menyongsong Dia nanti? Sama seperti hari penikahan kita tidak dapat terlepas dari persiapan
kita jauh-jauh hari, apa yang akan terjadi pada kita di hari kedatangan Tuhan Yesus tidak terlepas
dari persiapan kita sekarang. Kiamat adalah urusan sekarang. Jadi, apa yang harus kita siapkan?
(bersambung …)