Artikel
Pada kesempatan kali ini, saya tidak akan secara langsung membicarakan tentang Natal, peristiwanya, maupun original meaning-nya. Saya akan “mencomot” satu frasa saja dari Lukas 2:7 yaitu “tidak ada tempat” – there was no room.
Artikel
Pada dasarnya, orang-orang percaya dalam Perjanjian Lama (PL) melihat kepada masa depan: Mesias yang dijanjikan Allah Bapa itu akan datang, menyelamatkan umat-Nya dari keterpurukan dan dari penyakitnya. Permasalahannya adalah, kapan? Bagaimana? Semua itu masih kabur bagi mereka.
Artikel
Sebagian besar dari Anda mungkin mengetahui lagu yang berjudul “Dia Pusat Hidupku”. Dalam teks bahasa Inggrisnya, kalimat “What is that to me?” diulang dua kali. Penulis lagu selalu berusaha untuk mengaitkan pekerjaan Tuhan dengan makna eksistensial bagi dirinya. Ketika saya melihat kebesaran tangan Tuhan dalam alam ciptaan, apa artinya itu bagi saya?
Artikel
Artikel-artikel sebelumnya telah membahas tema Creation, Fall, Redemption, kali ini kita sampai pada puncaknya yaitu Consummation. Ketika memikirkan tema Consummation, otomatis pikiran kita akan tertuju pada apa yang akan terjadi nanti di masa depan. Ketika mendengar kata “masa depan”, secara paradoks seseorang dapat memiliki dua perasaan sekaligus. Di satu sisi, terdapat harapan dan ekspektasi yang tinggi akan masa depan: seseorang memiliki ambisi, cita-cita, impian, dan bayangan akan dunia maupun hidupnya sendiri. Namun di sisi yang lain, terdapat kegelisahan dan ketakutan akan seperti apa jadinya masa depan, akan dibawa ke mana dunia ini dan juga hidup kita.
Artikel
Distraksi… Salah satu kata yang cukup sering menghantui seorang mahasiswa yang sedang belajar, mengerjakan paper, atau menyusun skripsinya. Banyak dari kita mungkin memiliki pengalaman ini: satu tab membuka Google untuk mencari bahan paper, tab yang lain facebook.com, tab berikutnya Youtube, dan seterusnya (dan ini terjadi ketika saya sendiri sedang menulis artikel ini). Membuat paper atau skripsi sekitar lima menit. Lalu buka facebook selama 10 menit, dilanjutkan lagi dengan Youtube selama 15 menit bahkan sampai 1 jam. Tak terasa waktu terus berjalan dan ketika kita menengok ke jam dinding, waktu telah menunjukkan pukul 12 malam – yang artinya satu hari sudah lewat.
Artikel
Setelah membahas konsep wanita dan pandangan akan perannya, kali ini kita akan meninjau para wanita yang berperan penting dalam sejarah gereja, suatu potret sejarah yang sering kali dilupakan dan tidak begitu dihiraukan.
Artikel
Bulan lalu tepatnya pada tanggal 8 Maret, dunia baru saja merayakan International Women’s Day, lalu bulan ini tanggal 21 April Indonesia memperingati Hari Kartini, dan bulan Mei merupakan bulan di mana Amerika merayakan Hari Ibu. Maka dari itu, pada kesempatan ini sesuai dengan konteks yang ada, pembahasan akan bersifat women-centered. Selama ini — bahkan hampir selalu terjadi — sejarah Gereja didominasi oleh pria, sejarah hanya mencatat apa yang Bapa-bapa Gereja lakukan (tidak ada “ibu” Gereja bukan?), dan memang wanita kurang disorot dalam segala pembahasan sejarah Gereja. Padahal wanita bukan berarti tidak memiliki peran sama sekali; tidak semua wanita menjadi ibu rumah tangga yang semata bekerja di dapur.
Artikel
“Hari gini gak punya Facebook?” Mungkin kalimat ini yang akan kita lontarkan apabila mengetahui bahwa seseorang tidak (atau belum) memiliki akun Facebook. Kalau tidak punya akun Facebook itu rasanya “aneh” – apalagi kalau ia adalah seorang anak muda. Bahkan mungkin di era digital dan internet ini seorang anak muda yang paling kuper sekalipun paling tidak memiliki akun Facebook (terlepas dari ia menggunakannya secara aktif atau tidak).
Artikel
Apa yang terpikir pertama kali di kepala Anda saat mendengar kata ‘Natal’? Pohon Natal, Santa Claus, Rudolph the Red Nose Reindeer, Silver Bell, kado Natal, kaos kaki merah putih, kue castengel (atau kue nastar?), atau bahkan kombinasi warna merah-hijau? Well, sebagian besar dari kita mungkin akan memikirkan hal-hal seperti ini. Tapi tentu sebagai orang Reformed kita “jaim” sedikit lah, kita akan mengatakan bahwa yang pertama kali diingat dari Natal adalah bayi Yesus yang lahir. Atau bahkan kalau mau menggunakan kalimat yang lebih keren: “Allah Pribadi Kedua yang berinkarnasi menjadi manusia dalam rupa seorang bayi bernama Yesus” atau “Firman yang menjadi daging” – you name it. Tentu jawaban ini sangatlah benar, mengingat fokus utama dari berita Natal memang adalah Yesus yang lahir ke dalam dunia. Akan tetapi kali ini saya hendak memfokuskan pandangan kita sebentar – tanpa menggeser fokus utama dari Kristus tentunya – kepada peristiwa setelah Yesus itu sendiri lahir, yaitu peristiwa berita kelahiran Yesus yang disiarkan kepada gembala-gembala.
1. Bersyukur untuk Bible Camp Nasional 2022 yang telah diadakan pada tanggal 20-23 Juni 2022. Bersyukur untuk anak-anak yang telah mengikuti BCN 2022 ini. Bersyukur untuk firman Tuhan yang telah diberitakan. Berdoa kiranya Roh Kudus memelihara iman dan komitmen dari setiap anak serta mengobarkan api penginjilan di dalam hati mereka sejak masa muda mereka.