Buletin PILLAR
  • Transkrip
  • Alkitab & Theologi
  • Iman Kristen & Pekerjaan
  • Kehidupan Kristen
  • Renungan
  • Isu Terkini
  • Seni & Budaya
  • 3P
  • Seputar GRII
  • Resensi
Alkitab & Theologi

Perjanjian Penebusan

14 Mei 2025 | Filbert Salomo 5 min read

Sejak peristiwa Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah menyatakan janji keselamatan bagi manusia (Kej. 3:15) yang juga dikenal sebagai awal mula dari pernyataan berita Injil (protoevangelium). Momen inilah yang menjadi penanda dimulainya Perjanjian Anugerah (covenant of grace) antara Allah dengan manusia. Berdasarkan garis waktu tersebut, sebagian orang akan berargumen bahwa rencana penebusan bagi manusia adalah sesuatu yang direncanakan setelah Penciptaan. Akan tetapi, dalam tradisi Reformed, karya keselamatan dipercaya sebagai sesuatu yang telah direncanakan dalam kekekalan di antara Pribadi Allah Tritunggal. Konsep inilah yang disebut dengan Perjanjian Penebusan (covenant of redemption), atau dalam bahasa Latin disebut pactum salutis.

Diskusi mengenai pembedaan antara Perjanjian Anugerah dan Perjanjian Penebusan mulai beredar secara luas pada abad ke-17, diprakarsai oleh theolog Belanda yang bernama Johannes Cocceius dan Herman Witsius. Mengenai hal ini, Charles Hodge mengatakan bahwa pemisahan ini hanyalah bertujuan untuk lebih memperjelas penyampaiannya. Ia melanjutkan bahwa tidak ada perbedaan doktrinal yang signifikan antara pihak yang memilih untuk membagi perjanjian antara Allah dengan Kristus (sebagai wakil dari umat-Nya) menjadi dua perjanjian, dengan pihak yang menempatkannya dalam satu perjanjian. Louis Berkhof menyatakan bahwa Perjanjian Penebusan dapat didefinisikan sebagai perjanjian antara Allah Bapa dengan Allah Anak, dengan Allah Bapa memberikan Allah Anak sebagai Penghulu dan Penebus bagi umat pilihan. Kemudian Sang Anak secara sukarela menggantikan tempat dari seluruh manusia yang telah diberikan Bapa kepada-Nya. 

Salah satu ayat Alkitab dalam Perjanjian Lama yang dianggap mendukung konsep Perjanjian Penebusan adalah Zakharia 6:13. Sang Tunas dalam ayat tersebut dikaitkan sebagai keturunan Daud (Yes. 11:1) dan akan mewarisi takhta Daud (Yer. 23:5-6). Maka, Tunas tersebut seringkali diartikan merujuk kepada Kristus dan Ialah yang akan masuk ke dalam kesepakatan damai (counsel of peace) dengan Allah. Geerhardus Vos menambahkan bahwa meskipun Zakharia 6:13 tidak mutlak menyatakan kesepakatan antara YHWH dengan Kristus, ayat tersebut berbicara mengenai tipologi Mesias dan menggambarkan kesatuan antara jabatan Imam dan Raja dari Sang Mesias. Ibrani 7:21-22 menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Imam untuk selama-lamanya dan jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat, kemudian Ibrani 13:20 menekankan mengenai darah perjanjian yang kekal dalam karya keselamatan, sehingga bagian-bagian Alkitab ini menunjukkan bahwa rencana penebusan telah dimulai dalam kekekalan melalui komunikasi kekal antara Bapa dan Anak, meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit. Oleh sebab itu, Perjanjian Penebusan adalah perjanjian yang paling pertama, mendahului Perjanjian Kerja (covenant of works) antara Allah dengan Adam.

Konsep ini tidak berbenturan dengan Perjanjian Anugerah karena keduanya adalah dua fase dari satu perjanjian yang sejalan, dan seluruhnya adalah berdasarkan belas kasihan Allah. Perjanjian Penebusan adalah prototipe kekal dari Perjanjian Anugerah dan menjadi fondasi yang kokoh dan kekal untuk terlaksananya Perjanjian Anugerah yang dinyatakan secara historis. Jika tidak ada kesepakatan damai yang kekal antara Bapa dengan Anak, tidak mungkin ada kesepakatan antara Allah Tritunggal dengan manusia berdosa. Hal ini mengimplikasikan bahwa Perjanjian Anugerah juga adalah sesuatu yang memiliki nilai kekekalan dan tidak bisa dipisahkan dari Perjanjian Penebusan. Alkitab memberikan pernyataan bahwa Allah telah memilih orang percaya sebelum dunia dijadikan (Ef. 1:4).

Perjanjian Penebusan memiliki kaitan yang lebih dalam lagi dengan doktrin pilihan karena umat yang ditebus adalah sama dengan yang telah dipilih sebelum dunia dijadikan, lalu barulah kemudian Kristus menyatakan diri-Nya dengan lebih jelas kepada para umat pilihan melalui inkarnasi (1Pet. 1:20). Perjanjian Penebusan ditetapkan antara Bapa dan Anak dengan tujuan untuk menyelamatkan umat pilihan. Maka, perjanjian ini dan doktrin pilihan berjalan secara paralel dengan cakupan kelompok manusia yang sama, dan semuanya berasal dari penetapan Allah yang berdaulat. Dengan demikian, kesinambungan ini menjadi sebuah pernyataan bahwa rencana Allah tidak berubah.

Perjanjian Penebusan adalah prototipe kekal dari Perjanjian Anugerah dan menjadi fondasi yang kokoh dan kekal untuk terlaksananya Perjanjian Anugerah yang dinyatakan secara historis. Jika tidak ada kesepakatan damai yang kekal antara Bapa dengan Anak, tidak mungkin ada kesepakatan antara Allah Tritunggal dengan manusia berdosa.

Hodge juga memberikan pemaparan atas elemen-elemen yang terdapat dalam Perjanjian Penebusan. Perjanjian ini menyatakan bahwa Bapa mengirimkan Anak ke dalam dunia untuk menggenapi suatu karya dan Bapa menjanjikan upah yang besar saat karya tersebut diselesaikan. Dalam pernyataan tersebut, terdapat seluruh elemen yang dibutuhkan dari sebuah perjanjian, yaitu: pihak-pihak yang membuat perjanjian, pernyataan janji, dan kondisi yang harus dipenuhi. Keselarasan dan tuntasnya penggenapan karya keselamatan menyatakan bahwa setiap Pribadi dalam Allah Tritunggal tidak memiliki kehendak yang bertentangan dan Kristus melaksanakan maksud abadi Bapa (Ef. 3:9, 11).

Dalam Perjanjian Penebusan, Roh Kudus juga memiliki peran yang kekal dan tidak hanya baru dimulai sejak hari Pentakosta ataupun sejak zaman Perjanjian Lama. Di samping dari keselarasan dalam ketiga Pribadi Allah Tritunggal, Herman Bavinck menyatakan bahwa seperti Penciptaan yang merupakan pekerjaan Allah Tritunggal, pemulihan ciptaan (re-creation) dari sejak awal adalah proyek Tritunggal; termasuk di dalam re-creation adalah pemulihan manusia melalui karya keselamatan, dan Roh Kudus disebutkan sebagai Penolong yang kekal. Wilhelmus à Brakel mengatakan bahwa manifestasi dari setiap anugerah dan pengaruh dari Roh Kudus berasal dari Perjanjian Penebusan.

Keselarasan dan tuntasnya penggenapan karya keselamatan menyatakan bahwa setiap Pribadi dalam Allah Tritunggal tidak memiliki kehendak yang bertentangan dan Kristus melaksanakan maksud abadi Bapa (Ef. 3:9, 11).

Melalui pengertian akan Perjanjian Penebusan dan Perjanjian Anugerah, setiap orang percaya akan menjadi lebih mengerti peran Allah Tritunggal dalam karya keselamatan. Kristus sebagai Mediator kekal antara manusia dengan Bapa yang menetapkan umat pilihan, dan penerimaan jalan menuju kehidupan hanyalah melalui iman yang dihasilkan oleh Roh Kudus. Di satu sisi, meskipun manusia tidak berperan dalam penetapan keselamatan yang dilakukan oleh Allah, orang Kristen tidak boleh melupakan panggilannya untuk menjaga kekudusan hidup. Pertanyaan nomor 32 dari Katekismus Besar Westminster menegaskan bahwa menjaga kekudusan dan kesetiaan kepada Tuhan adalah bukti dari iman yang sejati dan ucapan syukur kepada Tuhan. Dan di sisi lain, Perjanjian Penebusan memberikan jaminan kepada orang percaya bahwa keselamatannya terjamin dengan aman di dalam Kristus. Inilah suatu hal yang patut disyukuri oleh setiap orang yang telah mendengar berita Injil dan menjadi motivasi untuk menghargai anugerah keselamatan yang diberikan oleh Allah.

Filbert Salomo
Mahasiswa STT Reformed Injili Internasional

Tag: keselamatan, penebusan, Perjanjian, Tritunggal

Baca ini juga yuk

Ngapain sih Nempel-nempel Trus?

Suatu hari saya diminta membawakan firman kepada murid-murid institut pertanian. Dalam hati saya tersenyum - koq bisa-bisanya saya diberikan anugerah demikian, saya yang menanam apa saja mati: ...

Renungan - Pdt. Heruarto Salim 3 min read

Seni Perang Paulus (IV): Helm Keselamatan dan Pedang Roh

Apakah dapat Anda bayangkan berangkat perang tanpa helm? Prajurit yang paling tangguh sekali pun tidak akan meremehkan bagian tubuh yang paling penting itu. Bersama dada, kepala adalah ...

Renungan - Erwan 2 min read

Diselamatkan Karena Melahirkan Anak (Saved Through Child-Bearing)

“Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.” 1 Timotius 2:11-15 Peran perempuan dalam keluarga sering ...

3P - Filia Christy 7 min read

Solus Christus: Imam Besar Kita

Bulan Oktober merupakan perayaan dua hari penting dalam tradisi Yudeo-Kristen. Tanggal 12 Oktober adalah Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur) dan 31 Oktober adalah Hari Reformasi. Di tengah ...

Isu Terkini - Kevin Nobel 15 min read

If I Am an Addict, Am I Still a Child of God?

Pendahuluan Kebanyakan orang mengasosiasikan kecanduan dengan tembakau, obat-obatan terlarang, dan alkohol. Namun, kecanduan lebih dari itu. National Institute on Drug Abuse di Amerika Serikat mendefinisikan kecanduan sebagai ...

Kehidupan Kristen - Kezia Tjahjanto 10 min read

Langganan nawala Buletin PILLAR

Berlangganan untuk mendapatkan e-mail ketika edisi PILLAR terbaru telah meluncur serta renungan harian bagi Anda.

Periksa kotak masuk (inbox) atau folder spam Anda untuk mengonfirmasi langganan Anda. Terima kasih.

logo grii
Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia

Membawa pemuda untuk menghidupkan signifikansi gerakan Reformed Injili di dalam segala bidang; berperan sebagai wadah edukasi & informasi yang menjawab kebutuhan pemuda.

Temukan Kami di

google play   facebook   instagram

  • Home
  • GRII
  • Tentang PILLAR
  • Hubungi kami
  • PDF
  • Donasi

© 2010 - 2025 GRII