Yesus berkata: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu.
Sebagai seorang Kristen, kita percaya akan kedaulatan Allah dan pemeliharaan-Nya. Dan
terkadang kita malah tergoda untuk tidak berdoa karena hal tersebut. Bagaimana dengan
kehidupan doa pribadi kita? Semoga kita tidak demikian. Tetapi bila kita kesulitan berdoa,
mari kita sama-sama merenungkan mengapa kita sulit berdoa. Karena sebenarnya pengertian
kedaulatan Allah dan kebergantungan kepada Allah sama-sama terdapat di dalam Kitab Suci.
Paul Miller mengatakan bahwa “Doa = Ketidakberdayaan”. Allah ingin kita datang kepada-
Nya dengan tangan kosong, letih lesu, dan berbeban berat. Sedangkan naluri kita ingin
mengusir ketidakmampuan dan ketidakberdayaan kita sebelum kita datang kepada Allah.
Inilah yang menyebabkan kita kesulitan berdoa dan sangat berat untuk memulai berdoa.
Tetapi justru keadaan letih dan berat itulah yang Tuhan ingin kita bawa kepada-Nya.
Karena itu, apabila kita menyadari hati Allah yang sesungguhnya di dalam Injil, bahwa Dia
adalah Abba, Bapa, yang mengasihi kita, maka kita akan tergerak untuk berdoa. Doa adalah
cermin dari Injil. Kita yang rindu menyenangkan Tuhan, mendapatkan anugerah untuk boleh
datang kepada-Nya di dalam keletihan, beban berat, dan ketidakberdayaan. Kita dibebaskan
oleh-Nya dari budak dan menjadi anak-anak Allah. Bukankah ini adalah kemerdekaan yang
sejati?