Kini kita akan membicarakan Allah yang empunya kemuliaan. Dari ketiga istilah ini: Kerajaan, kuasa, dan kemuliaan, kemuliaan merupakan yang paling tidak berwujud, bersifat supramaterial, dan sulit dimengerti. Kita sulit mengerti arti kemuliaan Allah. Ketika kita berbicara tentang Kerajaan Allah, kita mengetahui adanya raja, militer, dan pertahanan. Ketika bicara kuasa, kita mengetahui ada kuasa militer, ada kuasa pemerintahan. Demikian juga kuasa Allah yang melawan kuasa setan. Semua ini lebih mudah dimengerti. Namun, ketika kita berbicara tentang kemuliaan, kita mulai tercengang, bingung, dan sulit mengerti.
Di dunia ini, manusia beranggapan bahwa kemuliaan, keajaiban, kehormatan berwujud, nyata, dan kelihatan. Inilah anggapan kemuliaan yang dimengerti oleh manusia yang rendah. Hidup yang makin rendah akan makin berkaitan dengan materi; hidup yang makin tinggi akan makin memasuki wilayah yang melampaui perwujudan. Sejarah tidak memberikan kredit atau penghargaan kepada orang paling kaya, tetapi kepada mereka yang memperkaya orang lain. Dari seluruh Doa Bapa Kami, yang paling sulit diungkapkan adalah bahwa Allah yang empunya kemuliaan.
Orang yang mulia justru adalah orang yang dapat memancarkan keindahan Sang Pencipta. Itulah mulia. Semakin duniawi seseorang semakin melihat materi, yang nyata; semakin rohani seseorang semakin mementingkan yang tidak kelihatan dan yang bersifat rohani. Sejarah mengingat Agustinus, Franciscus dari Asisi, Martin Luther, John Calvin, yang semuanya adalah orang-orang yang miskin secara materi. Sejarah mengingat nama yang paling besar, yaitu Yesus, yang justru lahir di palungan binatang, mati dipaku di kayu salib, dan dikubur di kuburan orang lain. Ia tidak memiliki apa pun di tangan-Nya. Ia tidak punya uang, kekayaan, ataupun barang-barang mulia yang mahal bagi diri-Nya sendiri. Tetapi Ia memiliki keagungan yang tidak pernah bisa dilupakan orang. Dalam pandangan saya, dunia Timur mementingkan orang kaya, sementara dunia Barat mementingkan orang berjasa. Ketika orang kaya tidak diganyang di Barat, di Timur ia diiri, diserang, dibunuh, karena sistem pajak di Barat mengambil banyak uang orang kaya, sehingga masyarakat tahu uang yang mereka setor ke pajak dipakai untuk menolong orang miskin. Tetapi di Asia, banyak orang kaya sebisa mungkin melarikan pajak lalu menjadi koruptor yang tidak diketahui, sehingga makin gelap makin kaya, dan akhirnya menjadi sasaran pembunuh dari orang-orang yang iri dan benci kepadanya.
Adam Malik, mantan Wakil Presiden Indonesia, pecinta seni Tiongkok. Ia memakai uangnya untuk membeli banyak barang. Sekarang museumnya sudah tutup. Ada sekitar 4.000 barang yang sangat bernilai. Saya sudah lebih lima puluh kali masuk museum itu. Adam Malik menjadi pecinta barang seni Tiongkok karena ia pernah menjadi Duta Besar Indonesia di Rusia, yang berkesempatan mengumpulkan icon Orthodox. Sekarang semua koleksi Adam Malik sudah dijual oleh keturunannya. Demikian pula kisah British Museum. British Museum didirikan oleh Hans Sloane. Ia mengumpulkan ratusan ribu barang dengan susah payah menggunakan uangnya sendiri. Ketika tua, ia berkata kepada pemerintah Inggris, “Saya sudah mau mati, kedua anak saya miskin sekali. Uang saya tidak serahkan untuk mereka, tetapi saya beli barang seni agar seluruh Inggris bisa mengerti kebudayaan, mengetahui jejak kristalisasi kebijaksanaan manusia yang bekerja dari zaman Mesopotamia, Mesir, sampai Inggris sekarang menjadi kerajaan terbesar di dunia. Saya menjual kepada pemerintah hanya dengan dua puluh ribu poundsterling saja.” Kongres Inggris setuju dan memberikan 20.000 poundsterling kepada Bapak Hans Sloane untuk menjadi warisan bagi kedua anak perempuannya. Sekarang British Museum menjadi salah satu museum terbesar di dunia dengan sekitar 9.000.000 koleksi. Yang kedua adalah St. Petersburg Hermitage Museum dengan sekitar 3.000.000 koleksi, dan ketiga adalah Metropolitan Museum of Art, New York dengan sekitar 2.900.000 koleksi. Setiap tahun lebih 15.000.000 orang masuk British Museum. Museum selalu didirikan oleh orang-orang yang punya pandangan jauh tetapi tidak dimengerti oleh orang lain. Mereka menganggap itu sebagai buang uang. Orang-orang yang tidak memiliki visi dan tidak tahu apa yang menjadi kemuliaan kebudayaan manusia, selalu mengkritik dan menghakimi orang-orang seperti ini. Orang yang mengerjakannya akhirnya baru dihargai beratus-ratus tahun setelah ia mati.
Yesus berkata, “Yang dianggap hormat dan mulia oleh manusia, adalah hal yang dibenci Allah.” Yesus tidak memiliki materi, tetapi Ia memiliki satu hal, yaitu kemuliaan Allah. Di dalam hidup Yesus selama 33,5 tahun, kita hanya melihat kemuliaan, kebenaran, keadilan, kesucian, cinta kasih, kemurahan, dan belas kasihan Tuhan yang dinyatakan dalam hidup yang sungguh-sungguh menyatakan kehadiran Tuhan di tengah kita. “Berikan nama Dia Yesus, karena Ia akan melepaskan umat-Nya dari dosa dan Ia akan memuliakan Allah.”
Berlian lebih mahal dari kristal, kaca, dan arang, karena pemantulan cahayanya lebih besar dan kepadatannya lebih tinggi dari benda lain. Di sini kita belajar satu hal, Tuhan itu mulia, maka manusia harus memuliakan Tuhan. Tuhan adalah Sumber, kita adalah reflektor-Nya. Orang Kristen yang sedini dan sekecil mungkin mau memikirkan kemuliaan Tuhan, seumur hidup akan belajar Alkitab baik-baik. Jika kita memuliakan Tuhan seumur hidup, kita menjadi manusia yang bernilai tinggi.
Di dalam Westminster Shorter Catechism, pada kalimat pertama ditanyakan: Apa tujuan terbesar hidup manusia di dunia? Jawabannya adalah memuliakan Tuhan dan menikmati Tuhan. Banyak orang tidak melihat pentingnya hal ini dan juga tidak pernah mau tahu apa itu kemuliaan Tuhan. Jika tidak tahu kemuliaan Tuhan, bagaimana bisa mempersiapkan diri untuk memuliakan Tuhan? Banyak orang tidak mengerti bahwa kemuliaan Tuhan itu berharga, sehingga tidak merasa kemungkinan menikmati Tuhan jika sudah memuliakan Tuhan. Orang yang memuliakan Tuhan pada saat yang sama ia akan menikmati Tuhan. Kenikmatan di luar Tuhan itu palsu, sementara, bisa hancur, rusak, dan tidak terpelihara sampai selamanya. Kenikmatan untuk Tuhan, menikmati Tuhan, itulah kenikmatan yang selamanya tidak akan layu, rusak, hancur, dan berlalu. Saya merasa hidup saya bahagia karena saya selalu mau memuliakan Tuhan, sehingga saya bisa selalu menikmati Tuhan, dan saya merasa kenikmatan saya lebih besar dari banyak orang kaya. Banyak orang kaya menikmati uangnya, tetapi itu hanyalah sementara. Orang yang menuntut dan berbagian di dalam kekekalan adalah orang yang paling berbahagia. Ketika pada suatu hari kita tidak lagi dapat menikmati kehidupan materi dalam kesehatan kita, kita bersyukur karena pernah memuliakan Tuhan dan punya firman yang mengisi hati kita, sehingga bisa menikmati hidup dan memuliakan Tuhan. Inilah kenikmatan yang luar biasa sempurna dan penghiburan yang tidak habis-habisnya.
Bersyukurlah jika di gereja kita memiliki kesempatan untuk memberitakan Injil bersama-sama. Kita bisa bersyukur melihat orang yang mendengar Injil lalu maju ke depan menerima Tuhan Yesus. Sungguh suatu sukacita yang tidak ternilai. Bersyukurlah kita bisa menikmati Tuhan dan memuliakan Tuhan. Kemuliaan Tuhan itu berasal dari Tuhan sendiri.
Allah mencipta manusia dengan kemuliaan dan kehormatan sebagai mahkota sifat manusia. Kita adalah manusia hormat dan mulia, bukan karena kaya, punya banyak berlian, emas, atau uang, tetapi karena mempunyai kemurahan, kesucian, keadilan, cinta kasih, dan kebajikan Tuhan. Pada saat kita melihat seseorang yang sedemikian banyak menolong orang lain, menyangkal diri sendiri, berkorban demi membahagiakan orang miskin, maka kita akan hormat dan salut kepadanya. Ketika kita melihat seseorang yang merampas hak orang lain, mencuri kemuliaan orang, mencari uang dengan cara curang, maka kita akan membenci dan menghina dia. Tuhan Yesus mati dengan harus memikul salib sendiri, ditelanjangi, dipaku di kayu salib, dan tidak mempunyai uang; mati dengan begitu sederhana tetapi menjadi pernyataan kemuliaan Tuhan yang terbesar.
Kita kembali ke dua prinsip utama, yaitu: keras ke dalam diri sendiri, dan ke luar memancarkan cahaya kemuliaan Tuhan. Inilah memuliakan Tuhan. Berlian begitu kerasnya, demikian pula orang Kristen yang berbobot dalamnya berisi. Beberapa puluh tahun yang lalu, pemerintah Korea Selatan sempat mengumumkan ditemukan sekitar 900 doktor palsu, dan yang lebih menakutkan, 580 di antaranya adalah pendeta Protestan. Banyak pendeta mau membeli gelar doktor palsu karena minder, tidak mau dianggap bodoh, lalu mau menyatakan diri sebagai doktor. Namun, akibatnya kekristenan dihina di Korea. Meskipun banyak gereja di Korea yang besar dan beranggota banyak, tetapi banyak ajaran tidak beres di dalamnya. Yang disebut mulia jika memiliki substansi di dalamnya, bukan sekadar sebuah gejala. Kalau hanya kelihatan seperti emas atau seperti berlian, tidak ada artinya. Itu penipuan diri. Tuhan Yesus berkata, “Manusia yang menginginkan dan mencari kemuliaan manusia lain bukanlah manusia sejati.”
Ketika saya berusia belasan tahun dan membaca ayat di atas, saya gemetar. Kemuliaan bukan datang dari mana-mana, kecuali dari Allah sendiri, karena kemuliaan itu milik-Nya. Dialah yang memiliki kemuliaan selama-lamanya: “Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan selama-lamanya.” Kemuliaan adalah dari Allah karena kemuliaan ada pada diri Allah. Allah itulah diri-Nya kemuliaan. Kemuliaan manusia yang asli berasal dari peta teladan Allah. Untuk matahari bisa bersinar, ada bahan yang membakar di dalam dirinya. Untuk bersinar, matahari membakar enam juta ton materi setiap hari. Kita memiliki cahaya matahari terus-menerus sampai Yesus datang kembali. Matahari memiliki cahayanya sendiri, tetapi bulan bersinar karena refleksi dari cahaya matahari. Demikian pula hidup manusia memuliakan Tuhan, kemuliaan yang memancar dari kita bukan berasal dari kita, tetapi refleksi dari kemuliaan Tuhan. Orang Kristen memuliakan Tuhan bukan orang Kristen sendiri yang mempunyai kuasa dan cahaya kemuliaan. Orang Kristen meresap cahaya Tuhan dan memancarkannya kembali.
Berlian yang ditemukan di Kalimantan tidak sebaik yang ditemukan di Afrika. Tetapi berlian Afrika baru bisa bagus jika diasah di Amsterdam. Amsterdam adalah tempat pengasahan berlian yang mampu membuat hingga berliannya mengeluarkan cahaya yang terbesar. Sudut dan derajat pemotongan berlian sangat menentukan dan membedakan cahaya yang dihasilkan. Sejak zaman Spinoza, Belanda sudah terkenal ahli menggosok cermin paling mahal bagi orang kaya. Belanda sudah mengerti bagaimana menggosok cermin hingga menghasilkan refleksi cahaya yang paling besar. Demikian Tuhan juga menggosok hidup kita agar kita menjadi cermin yang bisa merefleksikan kemuliaan Tuhan. Sebelum digosok, berlian terlihat tidak berbeda jauh dari batu pada umumnya, hanya lebih berat. Tetapi setelah digosok, ia akan menjadi berlian yang merefleksikan sinar dengan begitu indahnya. Demikian pula Tuhan menggosok, melatih, memberi penderitaan dan kesulitan banyak kepada kita, agar kita dapat merefleksikan kemuliaan Tuhan yang luar biasa. Janganlah marah ketika sedang digosok, dilatih, dan diberi penderitaan oleh Tuhan.
Ketika Yesus lahir, kehidupan bayi Yesus sudah mulai berkaitan dengan kemuliaan. Pada malam itu malaikat berkata, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi,” pada saat itulah Yesus turun. Ketika Yesus turun ke tempat terendah, itulah kemuliaan naik ke tempat tertinggi. Ajaran Alkitab ini mengandung pengertian yang sangat dalam. Jika seseorang berbobot, rela merendahkan diri, makin ia merendahkan diri, makin ia mempermuliakan Tuhan. Jika seorang yang tidak berbobot, meninggikan diri, ia makin mempermalukan dirinya. Orang yang tidak jujur, tidak berpengetahuan, maunya sombong, membual diri, congkak, semakin membual, semakin malu. Itulah beda antara setan dan Yesus. Setan yang rendah selalu ingin meninggikan diri, akhirnya dirobohkan Tuhan. Yesus yang paling tinggi merendahkan diri, akhirnya diangkat tinggi oleh Tuhan. Sekalipun sama dengan Allah, Yesus rela mengosongkan diri, akhirnya Allah meninggikan Dia melebihi siapa pun juga (Flp. 2; Kol. 1). Yesus menjadi manusia, turun dari sorga, lahir di palungan, Tuhan meninggikan Dia melebihi semua malaikat dan semua yang paling tinggi, kecuali Allah sendiri. Itulah yang disebut kemuliaan bukan dari manusia.
Begitu banyak orang ingin mendapatkan kemuliaan dari manusia, ingin dipuji orang, ingin diangkat presiden, dan diakui oleh sekolah yang berpamor tinggi. Apa yang engkau cari dari kemuliaan manusia? Jika engkau mengerti kalimat Tuhan Yesus, “Barang siapa mencari kemuliaan manusia, ia bukan manusia sejati.” Tuhan tidak akan mengingatmu, kemuliaan yang engkau raih tidak bernilai, dan ketenaranmu akan dihancurkan oleh zaman yang lain. Sering kali saya memberi contoh, ayah Felix Mendelssohn bernama Abraham Mendelssohn adalah seorang bankir, dan kakeknya Moses Mendelssohn adalah seorang filsuf. Ayahnya ini paling kaya tetapi paling tidak diingat. Anaknya paling miskin tetapi paling diingat, karena anaknya menjadi berkat bagi beratus juta manusia dengan musiknya. Dunia selalu tidak ingat orang yang paling kaya, khususnya mereka yang hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi akan mengingat orang yang rela mengorbankan diri menjadi berkat bagi banyak orang. Yesus mendapatkan kalimat pertama, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi.” Makin Yesus merendahkan diri, malaikat makin meninggikan Dia.
Kedua, Yesus dipermuliakan ketika Tuhan berkata, “Inilah Anak-Ku yang Aku perkenan, dengarkanlah Dia.” Yesus tidak pernah memuliakan Diri, tetapi memuliakan Allah. Dan kemuliaan yang diberikan Yesus kepada Allah adalah kemuliaan melalui penyangkalan diri, penderitaan, pengabdian yang penuh pengorbanan, sehingga Allah berkata, “Inilah Anak-Ku, dengarkanlah Dia.” Dua kali perkataan ini diucapkan, yaitu ketika Yesus dibaptis dan ketika transfigurasi di atas gunung, di mana Petrus, Yohanes, dan Yakobus melihat dengan mata mereka sendiri, Musa dan Elia menyatakan diri beserta dengan Yesus.
Selain itu, Yesus berkata, “Bapa, muliakanlah Anak-Mu, sebagaimana Anak-Mu sudah memuliakan nama-Mu.” Langsung ada suara keras berkata, “Aku sudah memuliakan dan akan memuliakan lagi.” Kalimat Yesus itu begitu spontan dan langsung dijawab oleh Allah. Yesus tidak minta dipermuliakan oleh Herodes, Pilatus, Kayafas, atau manusia lainnya. Kemuliaan bisa bersumber dari: a) manusia, b) setan, dan c) Allah. Setan memberi investasi yang membuat engkau senang, dan setelah itu seluruh kerohanianmu dan nama Tuhan dihancurkan sekaligus. Kemuliaan dari setan harus kita tolak. Yesus menolak segala penawaran kekayaan, kemuliaan, dan kuasa dari dunia ini, “Enyahlah engkau setan, jangan bujuk Aku dengan segala kemuliaan dunia ini.”
Kemuliaan dari manusia ada dua jenis: a) yang untuk diri sendiri, atau 2) minta orang memberinya. Begitu banyak orang meminta kemuliaan dari orang lain. Mereka mencari kemuliaan dan kehormatan palsu, karena mereka tidak mau bayar harga, tetapi mau mendapatkan. Bagi Yesus hal seperti itu tidak berarti. Kemuliaan dari Allah seperti yang Yesus katakan, “Permuliakanlah Anak-Mu, Bapa, sama seperti Anak senantiasa mempermuliakan Bapa.” Jika engkau mempermuliakan Allah, engkau berhak berdoa minta Tuhan mempermuliakan engkau. Jika hidupmu selalu mempermuliakan Tuhan, dan akibatnya engkau diejek, dianiaya, ditekan, dijual, difitnah, dipermalukan, engkau boleh berkata, “Tuhan, permuliakanlah anak-Mu ini sebagaimana anak-Mu ini sudah mempermuliakan Engkau.”
Kita hidup di dunia yang sering melecehkan dan menghina orang. Terkadang Tuhan melihat dari sorga, bagaimana engkau mempermuliakan diri, merebut kuasa Tuhan, memalsukan Kerajaan Tuhan, memakai nama Tuhan. Tuhan tenang, diam, tidak mengganggumu, sampai engkau sendiri menyatakan, bahwa kemuliaanmu itu kemuliaan fana, palsu, dan akan hancur. Bandingkan kehidupan manusia di dunia ini, antara yang paling memuliakan diri dengan yang paling merendahkan diri. Yang paling memuliakan diri, banyak menjadi diktator, dan yang paling merendahkan diri, hanya Yesus. Tuhan Yesus lahir di palungan hewan, turun dari sorga tidak membawa segala kuasa kemuliaan-Nya agar ditakuti manusia. Ia menjadi manusia yang begitu remeh, hina, diejek, difitnah, diumpat, dan akhirnya dipaku di kayu salib dan dikuburkan di kuburan orang. Tuhan Yesus berkata, “Aku akan memuliakan Engkau lebih dari semuanya.”
Ketika Yesus merendahkan diri, lahir di palungan, kemuliaan Allah dinyatakan; ketika Ia dipaku di kayu salib, secara manusia Ia paling dipermalukan, ditelanjangi, dihina, digantung di tempat semua orang lewat, dengan tiga macam bahasa, “Inilah Raja Yahudi,” tetapi Allah berkata, “Ini kemuliaan-Ku.” Orang Kristen adalah orang yang rela dirinya dipermalukan demi kebenaran, sehingga akhirnya dipermuliakan Allah. Tuhan Yesus adalah Allah yang paling tinggi rela menjadi manusia yang paling hina, dan manusia yang paling dihina menjadi Allah yang paling ditinggikan. Allah meninggikan Kristus, lebih tinggi dari segala nama, penguasa, dan pemerintah, karena segala kemuliaan ada di tangan Tuhan. Maka Wahyu 5:9 mengatakan bahwa Dialah yang pernah disembelih, patut menerima segala kemuliaan, kehormatan, kekayaan, kebijaksanaan, kuasa, sampai selamanya. Jika Tuhan izinkan, saya rela mati dibunuh, karena setia kepada Injil, menjadi martir. Barang siapa memuliakan diri, ia akan dipermalukan Allah, tetapi barang siapa rela merendahkan diri bagi Tuhan dan Injil-Nya, ia akan dimuliakan Allah. Amin.