Buletin Pillar
  • Transkrip
  • Alkitab & Theologi
  • Iman Kristen & Pekerjaan
  • Kehidupan Kristen
  • Renungan
  • Isu Terkini
  • Seni & Budaya
  • Seputar GRII
  • Resensi
Transkrip

Doa Bapa Kami – Bagian 6: Jadilah Kehendak-Mu

15 Februari 2016 | Pdt. Dr. Stephen Tong 8 min read

Ketika kita mengharapkan datangnya Kerajaan Allah, kita harus menyadari bahwa kita masih memiliki tugas yang sangat berat, yaitu kita harus bersaksi bagi Kristus. Kita hidup di dunia ini mewakili Kristus, memasyhurkan dan memuliakan nama Tuhan. Maka kita harus bertahan, bersabar, konsisten, tekun mengikuti dan mencari kehendak Tuhan. Di sini Yesus menyambung Doa Bapa Kami dengan kalimat “Jadilah kehendak-Mu.”

Kerajaan dunia tidak memiliki sasaran, tujuan, dan rencana kekekalan. Seperti telah dikatakan, Toynbee menegaskan “Enam ribu tahun sejarah manusia, hanya membuktikan satu kalimat Alkitab “Upah dosa adalah maut.” Kita perlu berdoa, “Biarlah Kerajaan-Mu tiba” karena manusia belum pernah mencapai negara atau masyarakat yang adil dan makmur. Orang Kristen hidup di dunia untuk menjalankan kehendak sorgawi. Hidup di dunia tetapi hatinya di sorga. Janganlah kita menjadi orang Kristen yang hidup di dunia, hatinya juga di dunia. Jika hatimu, seperti tubuhmu, ada di dunia, tidak heran engkau akan berzinah, korupsi, tamak, menipu, dan tidak jujur seperti orang-orang non-Kristen. Tetapi orang Kristen yang cinta Tuhan, tubuhnya di bumi, hatinya di sorga. Kita berkata, “Bapa di sorga, biarlah semua orang menguduskan nama-Mu, dan aku sendiri menguduskan nama-Mu. Kehendak-Mu terjadi di sorga dan dalam diriku sendiri. Kerajaan-Mu datang ke dunia, akan aku sambut kedatangan-Mu di dunia.” Dengan demikian kita memiliki ide yang tinggi ketika menghadapi fakta dunia yang rusak ini.

Saya selalu berkata kepada dunia bahwa saya sangat pesimis dengan dunia ini dan pada hari depan manusia duniawi, tetapi saya sangat positif dan optimis untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan, sekuat tenaga membanting tulang untuk mentransformasi, mengubah, dan membawa manusia mengenal Tuhan. Ini adalah suatu kehidupan yang bersifat paradoks dan terlihat kontradiksi. Hidup sulit, sambil pesimis juga optimis; sambil negatif juga positif; sambil kecewa juga berpengharapan. Inilah paradoks pelayanan yang setia pada Tuhan. Kuatkanlah dirimu, perbuatlah dengan sekuat tenagamu. Yesus berkata, “Kehendak-Mu jadilah, di bumi seperti di sorga.”
Merindukan kehendak Tuhan berarti Tuhan memiliki rencana di dunia ini yang perlu kita tahu. Seluruh alam semesta memiliki tujuan. Allah menciptakan segala sesuatu dengan maksud dan kehendak-Nya. Hanya orang komunis, atheis, dan orang bodoh yang berkata bahwa hidup ini tanpa tujuan. Manusia berbeda dari binatang, karena binatang tidak tahu tujuan hidupnya. Sapi ketika dipotong dia menangis, babi ketika dipotong dia lari-lari, sehingga orang Tionghoa memiliki perkataan, “Sapi tahu mati, tidak tahu lari; babi tahu lari, tidak tahu mati.” Tetapi keduanya tidak tahu apa arti hidupnya. Jika engkau adalah manusia, engkau tetap merasa hidup tidak ada artinya, tidak punya tujuan, dan tidak punya makna, maka engkau tidak berbeda dari sapi dan babi. Sebenarnya manusia bukan tidak punya arah, tetapi arahnya hanyalah uang. Ada orang yang hanya tahu uang, selain itu dia tidak tahu apa-apa. Kita bekerja keras, membanting tulang, bukan tanpa arti dan tanpa tujuan. Tujuan dan makna ini bukan menurut kemauan diri sendiri. Ada orang yang mencari seks, mencari uang, mencari pangkat, nama besar, atau kekuasaan. Semuanya ini adalah ambisi liar yang tidak berarti. Jika engkau tidak tahu tujuan Tuhan menciptakan manusia dan alam semesta, maka engkau akan membuang hidupmu dengan sia-sia dan membuang waktu yang Tuhan berikan, dan akhirnya mati dalam kekecewaan yang tidak ada artinya.

Di dalam pandangan Allah, bumi adalah fokus dari seluruh alam semesta ini. Sekalipun bumi kecil sekali dibanding matahari yang 1.300.000 kali lebih besar, tetapi matahari tidak sepenting bumi. Dari seluruh alam semesta, dengan berbagai galaksi, berjuta planet, hanya ada satu planet yang menjadi titik fokus, yaitu bumi. Bumi begitu penting, sehingga Tuhan memberikan nilai mineral 500 kali lebih banyak dari Merkurius dan 500 juta kali lebih banyak dari bintang lainnya dalam tata surya kita. Tidak ada satu pun planet di tata surya kita yang memiliki mineral material yang begitu mahal seperti di bumi. Bumi punya mutiara, berlian, air, batu bara, dan semua yang paling mahal. Namun, bukan itu yang paling bernilai. Yang paling bernilai adalah manusia. Dan dari semua manusia, pusatnya adalah orang Kristen yang sejati, orang Kristen yang Reformed. Orang Kristen Reformed menjadi pusat alam semesta, karena Reformed mengerti kedaulatan Allah. Hanya orang Reformed yang mengakui, menerima, dan takluk kepada kedaulatan Allah. Itu sebabnya, orang Reformed menjadi satu-satunya titik fokus dari rencana Allah.

Orang Kristen Reformed adalah orang-orang yang ingin menggenapkan kehendak Allah. Jika kita percaya dan tahu bahwa hidup kita berarti dan memiliki tujuan, maka tidak mungkin kita akan malas. Berapa banyak waktu telah kita boroskan, hari-hari kita lewatkan dengan sia-sia, hidup berjudi, berzinah, berbohong, menipu orang lain, korupsi, dan lain-lain. Firman Tuhan menyatakan “ Bertobatlah! Hidup kembali menurut dan menaati firman!” Kiranya engkau mau mulai mencari dengan sungguh-sungguh kehendak Tuhan bagimu, bertekad tidak mau lagi menghamburkan waktu dengan sia-sia, mau kembali kepada Tuhan, mengabdi, mengerti, dan fokus pada kebenaran Tuhan, serta mengerjakan rencana yang Tuhan tetapkan.

Sebelum dunia ini kiamat, engkau akan kiamat terlebih dahulu, karena pada suatu hari engkau akan menghembuskan nafas yang terakhir, jantung berhenti berdetak, dan engkau berjumpa dengan Tuhan. Setiap orang, percaya atau tidak percaya kepada Tuhan, akan berdiri di hadapan Tuhan. Tuhan bukan ada karena engkau percaya Dia ada. Tuhanlah yang mengakibatkan dan menghakimi engkau percaya atau tidak percaya. Allah berada pada diri-Nya sendiri, tidak bergantung orang percaya atau tidak percaya kepada-Nya. Saat itulah Allah akan menguji apakah kita telah menyelesaikan tugas dan menggenapkan kehendak Tuhan yang Ia ingin kita kerjakan. Allah berkata kepada orang Israel, “Dengan ilah palsu manakah hendak kaubandingkan Aku? Aku yang menunjukkan hari-hari dan tujuan terakhir.” Tidak ada ilah yang mau tahu sejarah mengarah ke mana, tidak ada ilah atau dewa yang memberikan rencana ke depan dan tujuan akhir (eskatos). Hanya Tuhan kita yang mencipta dunia dengan tujuan menuju kemuliaan-Nya yang ultimat. Namun sayang, banyak manusia tidak mau tahu, berfoya-foya dan bermain-main, mempermainkan Tuhan. Orang yang mempermainkan Tuhan bukan sedang bermain-main dengan Tuhan, tetapi sedang mempermainkan diri sendiri untuk membuang diri ke dalam api neraka.

Di Gerika ada dua pemahat terbaik, yaitu Phidias dan Praxiteles. Mereka menemukan Hukum Emas (golden rule) dalam pembentukan arsitektur, tubuh, dan muka manusia. Hukum emas itu adalah suatu perbandingan skala yang sangat unik yang membuat komposisi menjadi indah, yaitu perbandingan 2:3. Sebenarnya ini juga merupakan komposisi manusia. Dengan demikian Phidias dan Praxiteles bisa membuat ukiran manusia yang paling indah. Salah satu karya yang paling indah adalah Venus de Milo yang ada di museum Louvre di Paris. Namun, pada satu hari saya membaca dalam sebuah pameran di Smithsonian Museum, Washington D.C., tertulis: “Kecantikan sempurna, tetapi tanpa makna. Kesempurnaan tetapi tanpa arah.” Kalimat ini merangsang pikiran saya. Hal ini mengingatkan saya para perkataan Paul Tillich: “Dunia Gerika adalah dunia plastik, tanpa asal, tanpa makna, dan tanpa tujuan. Filsafat dan pandang dunia Gerika bersifat sistem tertutup.” Yang penting cantik, lalu untuk apa, mengapa? Tanpa makna, tanpa tujuan. Ketika mereka mengukir laki-laki, mereka mengukir Apollo Belvedere. Ini dianggap ukiran pria yang paling ganteng dan paling indah di sepanjang sejarah, tetapi tetap tanpa arah. Manusia cantik, ganteng, tapi tanpa arah, ketika mati akan ke mana? Semua yang diukir adalah orang muda, yang cantik dan ganteng. Nanti kalau sudah tua menjadi jelek sekali.

Dua ribu empat ratus tahun kemudian, orang-orang Renaissance menggabungkan pikiran Gerika dengan pikiran Kristen. Kekristenan sendiri tidak menghasilkan karya yang terlalu cantik pada abad pertama, karena terlalu mementingkan hal rohani. Kita melihat, ketika Michaelangelo mengukir Daud yang sedang mau berperang melawan Goliat, kita melihat bagaimana keindahan seni Gerika kini diberi arah, tujuan, dan makna, yang terlihat dari ekspresi dan dinamika yang terlihat dalam ukiran tersebut. Terlihat bagaimana Daud yang dalam suasana perang. Tangannya yang kokoh sedang mempersiapkan batu dan ali-ali, dan matanya tajam memandang ke arah musuhnya. Maka, di sini terlihat bahwa hidup dan tindakan bukan tanpa arti. Maka seni mengalami perubahan besar. Kita perlu mempelajari seni dan sejarahnya, serta mengerti perbedaan di setiap zaman.
Pandangan Daud yang begitu tajam mengungkapkan suatu semangat perjuangan (fighting spirit) yang dimiliki oleh orang Kristen. Inilah harusnya menjadi semangat perjuangan orang-orang Reformed. Ketika kita melihat mata Daud, kita melihat bagaimana ia sedang memandang Goliat, seolah berkata “Siapa engkau! Orang kafir yang tidak disunat berani menghujat Allahku? Hari ini aku akan membawa kamu kepada kematian. Biarpun badanmu raksasa, tetapi engkau akan dimakan anjing, darahmu akan dijilat anjing, dan saya akan memotong kepalamu untuk kemuliaan Tuhan.” Begitu banyak orang Reformed yang tahunya hanya memegang doktrin yang benar, tetapi tidak pernah berjuang bagi kekristenan, tidak berani berperang melawan setan, dan tidak pernah berperang memenangkan orang-orang yang sekarang berada di dalam cengkeraman setan untuk membawa mereka kembali kepada Kerajaan Yesus Kristus.
Hanya penginjilan yang akan membuat gereja hidup. Sebuah gereja yang tidak menginjili adalah gereja yang bunuh diri. Memiliki semangat perjuangan seperti Daud, di mana kita bertekad hidup untuk Kristus, hidup untuk Injil, hidup untuk penginjilan, dan hidup menjadi berkat bagi orang lain, dan semua apa pun yang kita lakukan akan kita lakukan demi Injil. Dengan demikian akan banyak orang yang akan mendapatkan manfaat di dalam Injil, seperti kita yang telah pernah mendapatkannya. Paulus berkata, “Aku mengerjakan segala sesuatu bukan bagi diriku, melainkan bagi Injil, agar banyak orang mendapat berkat seperti aku di dalam Injil.” Jika kita menetapkan diri untuk mengerjakan kehendak dan rencana Tuhan di dalam diri kita, maka kita akan mengerti kalimat ini.

“Allahku, biarlah kehendak-Mu jadi di bumi seperti di sorga, karena kehendak Allah di sorga tidak mengalami hambatan apa pun, tetapi di dunia ini, kehendak Allah mengalami hambatan dari manusia ciptaan Tuhan sendiri.” Doa kita berharap agar seperti di sorga kehendak-Mu tidak dilawan, kiranya demikian pula kehendak Tuhan tidak dilawan di bumi ini. Dimulai dari saya tidak mau melawan kehendak-Mu, kiranya seluruh dunia mulai terpengaruh dan mulai belajar tidak melawan kehendak Tuhan. Kiranya engkau bersedia membiarkan kehendak Tuhan terjadi, rencana dan tujuan Tuhan juga digenapkan di dunia ini. Amin.

Tag: Doa Bapa Kami, Stephen Tong

Baca ini juga yuk

Doa Bapa Kami – Bagian 1: Bapa Kami yang di Sorga

Doa Bapa Kami dimulai dengan “Bapa kami yang di sorga.” Manusia diciptakan seturut peta teladan Allah, maka terdapat status dan kondisi yang tidak ada pada makhluk lain, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 2: Dikuduskanlah Nama-Mu

Allah yang suci ialah Allah sejati, allah yang tidak suci ialah allah palsu. Allah palsu tidak punya kekudusan, sedangkan Allah asli memiliki kekudusan pada diri-Nya sendiri. Allah ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 3: Dikuduskanlah Nama-Mu

“Engkau dikuduskan” yaitu agar orang bisa mengaku, menghormati, dan berbakti kepada Allah yang suci adanya. Telah dibahas bahwa konsep kesucian berbeda-beda, di Protestan diindikasikan dengan moralitas, di ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 4: Datanglah Kerajaan-Mu

Di hadapan Pilatus, Tuhan Yesus berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.” Ketika Yesus di dunia, orang Israel mengikuti Dia, tetapi hati mereka tidak mengerti isi hati Tuhan, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 5: Datanglah Kerajaan-Mu

“Datanglah Kerajaan-Mu” berarti hidup di dunia ini, tetapi dengan iman menuju dunia lain, di mana janji dan kehendak Tuhan lebih tinggi daripada pemerintahan atau kerajaan di dunia ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 7: Jadilah Kehendak-Mu

Dari pernyataan “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga,” terkandung arti yang dalam, yaitu tujuan ilahi atas ciptaan Tuhan; suatu telos (tujuan akhir) yang Tuhan ingin capai di ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 8: Berilah Kami Makanan Secukupnya

Manusia yang bertubuh memiliki kebutuhan materi. Manusia membutuhkan pakaian, makanan, rumah, kendaraan, vitamin, dan uang, agar kita tidak kedinginan, kelaparan, kelelahan, dan tidak sakit. Pertanyaan penting adalah ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 9: Ampunilah Kesalahan Kami

Doa Bapa Kami berbeda dari semua doa agama lain. Dapat dikatakan bahwa tidak ada pengajaran dari pendiri agama lain yang memperkenalkan dirinya mengenal Allah sejati dan mengutarakan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 10: Janganlah Membawa Kami ke dalam Pencobaan

Doa Bapa Kami mengungkapkan bagaimana seharusnya kita meminta kepada Tuhan segala kebutuhan yang hanya mungkin diisi dan diberikan oleh Allah saja. Doa ini berbeda dengan semua doa ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 11: Janganlah Membawa Kami ke dalam Pencobaan (2)

Manusia dicipta Tuhan di dalam status unik dan sebagai pribadi yang harus bertanggung jawab. Tuhan menciptakan manusia yang unik, berbahaya, dan statusnya berada di antara Allah dan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 12: Janganlah Membawa Kami ke dalam Pencobaan (3)

Socrates pernah berkata, “The unexamined life is not worth living” (Hidup yang tak teruji tidak layak dihidupi). Kesulitan Socrates adalah dia tidak pernah tahu apa ukuran ujian ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 13: Lepaskanlah Kami dari pada Yang Jahat (1)

Di dalam ajaran Agustinus ada kalimat yang seperti mirip, “Allah dicari di mana? Aku mencari Engkau di luar, akhirnya aku sadar bahwa Engkau ada di dalam aku, ...

Transkrip - Redaksi Pillar 15 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 14: Lepaskanlah Kami dari pada Yang Jahat (2)

Kalimat terakhir dalam doa di mana kita meminta Allah membantu kita di dalam empat urusan yang paling penting ini ialah, bagaimana Engkau melepaskan aku dari yang Jahat. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 15: Lepaskanlah Kami dari pada Yang Jahat (3)

Banyak orang tidak percaya Allah ada, tetapi seolah-olah mereka percaya setan ada, sehingga mereka tahu bahwa kejahatan itu ada di dalam masyarakat. Namun, mereka hanya tahu dari ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 16: Engkaulah yang Empunya Kerajaan (1)

Kita telah membicarakan tentang lepas dari kejahatan natural (natural evil), kejahatan moral (moral evil), dan kejahatan dasar (ontological evil), yaitu si Jahat itu sendiri. Kita harus memerhatikan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 17: Engkaulah yang Empunya Kerajaan (2)

Dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus tidak kompromi. Dalam seluruh pikiran-Nya, Allah menjadi pusat, sumber berkat, kebenaran, dan yang menggenapi seluruh rencana kekal alam semesta.

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 18: Engkaulah yang Empunya Kerajaan (3)

Tuhan Yesus menutup Doa Bapa Kami dengan kalimat, “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya.” Melalui akhir Doa Bapa Kami ini kita didesak ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 19 (Tamat): Engkaulah yang Empunya Kerajaan dan Kuasa dan Kemuliaan sampai Selamanya (4)

Kini kita akan membicarakan Allah yang empunya kemuliaan. Dari ketiga istilah ini: Kerajaan, kuasa, dan kemuliaan, kemuliaan merupakan yang paling tidak berwujud, bersifat supramaterial, dan sulit dimengerti. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Langganan nawala Buletin Pillar

Berlangganan untuk mendapatkan e-mail ketika edisi Pillar terbaru telah meluncur serta renungan harian bagi Anda.

Check your inbox or spam folder to confirm your subscription.

logo grii
Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia

Membawa pemuda untuk menghidupkan signifikansi gerakan Reformed Injili di dalam segala bidang; berperan sebagai wadah edukasi & informasi yang menjawab kebutuhan pemuda.

Temukan Kami di.

google play      

  • Home
  • GRII
  • Tentang PILLAR
  • Hubungi kami
  • PDF
  • Donasi

© 2010 - 2023 GRII

Update PILLAR App terbaru di Play Store!

UPDATE
X