Salah satu isu penting yang digulirkan dewasa ini adalah masalah limbah yang merusak lingkungan. Maka muncul istilah seperti recycle dan upcycle. Apakah Saudara mengetahui perbedaannya? Sebagai umat percaya yang melihat dunia ini sebagai dunia Bapa kita, tentu kita perlu meningkatkan kepedulian terhadap urusan lingkungan hidup. Apalagi jika kita kaitkan dengan kedua istilah tadi, yang menurut asumsi saya lebih banyak digunakan oleh para aktivis lingkungan yang bersuara lantang yang umumnya bukan dari kalangan Kristen. Meski demikian, saya tetap berharap dan berdoa agar lebih banyak orang Kristen yang menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan.
Mari kita tanyakan pada Gemini apa arti kedua istilah tadi untuk mengetahui letak perbedaannya. Recycle atau daur ulang adalah proses mengubah limbah menjadi bahan baku untuk membuat produk baru (yang seringkali kualitasnya sama atau lebih rendah). Sedangkan upcycle atau daur ulang kreatif adalah proses mengubah limbah menjadi produk baru yang memiliki nilai atau kualitas lebih tinggi dari aslinya. Menariknya, Gemini memakai kata transformasi hanya untuk menjelaskan upcycle. Kedua proses ini tentu dibutuhkan oleh lingkungan karena berbagai hal. Tetapi jika boleh memilih, wajar saja jika kita menginginkan yang kedua, upcycle.
Di bulan April ini kita akan merayakan Paskah. Sebuah cycle dalam hidup umat Allah yang harusnya tidak sekadar me-recycle kerohanian kita, tetapi terus meng-upcycle kesalehan hidup kita di hadapan-Nya. Apa yang dikerjakan oleh Roh Kudus melalui kematian dan kebangkitan Yesus adalah hal yang melampaui semua upcycle yang bisa diusahakan oleh manusia. Masalahnya, apakah kita makin memercayai hal ini dan memperjuangkannya atau malah puas dengan sekadar pembaruan ala recycle yang tidak hanya bersifat status quo tetapi bahkan degradasi meski tetap bisa “terlihat baik-baik” saja?
Saya sangat terkesan dengan sebuah video yang saya lihat di media sosial. Video tersebut menggambarkan bagaimana usaha keras pemerintah Tiongkok mengubah gurun yang coklat kering kerontang menjadi tanah yang mulai menghijau dan terus diproses agar kelak menjadi lahan pertanian. Hal ini mengingatkan pada pekerjaan Roh Kudus yang jauh melampaui apa yang dapat dikerjakan oleh pemerintah sebuah negara. Roh Kudus mampu mengubah hati batu menjadi hati daging, bahkan memberikan urat, daging, kulit dan napas pada sekumpulan tulang-tulang kering sehingga hidup kembali dan berdiri menjadi tentara yang besar! Amazing, bukan?
Jadi, bagaimana sikap hati kita menyambut Paskah kali ini? Siap untuk mengalami upcycle dari pekerjaan Roh-Nya untuk memampukan kita lebih lagi bersaksi bagi-Nya?
Kiranya Tuhan berbelas kasihan.
Vik. Maya Sianturi Huang
Wakil Koordinator Bidang Pendidikan Sekolah Kristen Calvin