Sudah berbulan-bulan kita merenungkan doa syafaat Yesus sebagai Imam Besar, Gembala Agung, satu-satunya Pengantara Allah dan manusia yang ditebus. Tiap kalimat adalah cetusan hati terdalam, kasih Bapa dinyatakan kepada manusia di dalam Kristus. Ayat 23 sangat penting, karena di dunia ini tidak ada utusan Tuhan yang setara dengan Yesus Kristus. Satu-satunya Utusan Allah yang sejati adalah Yesus Kristus.
Istilah ‘utusan’ (‘messenger’) di Perjanjian Lama dipakai untuk para malaikat. Semua malaikat adalah utusan Tuhan. Allah mengutus mereka melaksanakan kehendak Allah dalam ciptaan. Dalam Perjanjian Lama, messengers (utusan-utusan) adalah istilah khusus bagi para malaikat. Berapa jumlahnya? Jutaan. Allah mengutus jutaan malaikat melaksanakan kehendak-Nya. Dalam Mazmur 103 dikatakan, “Semua malaikat yang diutus menjalankan kehendak Allah mempunyai kuasa besar.” Malaikat itu makhluk rohani yang kuasanya sangat besar yang tugasnya melaksanakan kehendak Allah. Namun ada malaikat yang tidak mau melaksanakan kehendak Allah. Mereka memberontak, jumlahnya banyak sekali dan dipimpin penghulu malaikat, Lucifer, yang akhirnya disebut: Setan. Istilah ‘setan’ berarti perintang, penghambat, penantang kehendak Allah. Meski ia mempunyai kuasa yang hampir tak terbatas, namun ia tetap ciptaan yang terbatas. Ada perbedaan kualitatif mutlak antara Pencipta dan ciptaan, ditandai dengan keterbatasan dan ketakterbatasan. Allah adalah Yang mutlak tak terbatas dan semua ciptaan-Nya adalah mutlak terbatas.
Saat kita menyebut ‘Allah yang Esa,’ bukan hanya jumlah-Nya tunggal saja, tapi Ialah satu-satunya yang mutlak sempurna, tak terbatas, kekal, ada, dan cukup pada diri-Nya sendiri. The only absolute self-depending, self-sufficient, self-eternal, self-immortal, self-existing, unchangeable One. Itulah Allah. Maka saat para malaikat memberontak, bagaimana pun tak mungkin melawan kehendak Allah. Maka, jangan putus asa atau berhenti berharap pada Allah. Ini pegangan kita. Bagaimana pun kita tak boleh kompromi pada Iblis. Jangan mau dirayu perkataannya yang manis, dengan segala cara cerdik dan siasat yang diselubungi ketidakjujuran. Yesus berkata, “Barang siapa sabar, tekun sampai akhir, pasti diselamatkan.” Dengan iman dan pengharapan ini kita ibarat burung dengan dua sayap terbang melampaui dunia yang akan binasa ini.
Selain malaikat, ada utusan manusia. Dalam Perjanjian Lama, mereka disebut para nabi; dalam Perjanjian Baru, para rasul. Jadi nabi diutus memberitakan firman, rasul mengabarkan Injil. Nabi diutus menyatakan kehendak Allah, rasul menggenapi rencana Allah. Para malaikat diutus menjalankan kehendak Allah yang harus langsung dilakukan, tidak dalam waktu, karena mereka tidak dicipta dalam kurun waktu. Sedangkan nabi dan rasul dicipta dalam kurun waktu, hingga nabi memberitakan kehendak Allah sebelum kehendak itu dilaksanakan pada waktu yang akan datang, karena mereka diberi Roh Kudus dalam hatinya. 1 Petrus 1:10-12 mencatat para nabi selidiki tuntas Roh yang ada dalam hati mereka, karena mereka berbeda dengan orang lain yang hatinya tidak diberi Roh. Nabi berbeda dengan orang lain. Orang lain hanya memikirkan yang dicipta, mengingini yang dihidupi, mencari uang, nama, kuasa, kemuliaan dunia, sekutu. Ini pikiran orang biasa. Nabi memikirkan apa yang dipikirkan, direncanakan, dan dikehendaki Allah, maka mereka mencari tahu rahasia Allah yang sebenarnya. Allah memberi petunjuk, rahasia-Nya kepada mereka dengan memberi Roh-Nya kepada mereka. Jadi di Perjanjian Lama, ada manusia yang mendapat Roh Kudus, yaitu para nabi. Orang biasa mendapat karya Roh Kudus, nabi mendapat hadirat Roh Kudus.
Nabi mendapat Roh Kudus untuk tugas tertentu, sedangkan orang Kristen menerima Roh Kudus sepanjang hidup dipimpin Roh Kudus. Maka kita yang di Perjanjian Baru jauh lebih berbahagia dibanding para nabi. Dalam Kisah Para Rasul dikatakan, “Terimalah Roh yang dijanjikan,” artinya yang sudah dijanjikan ribuan tahun akhirnya terwujud di hari Pentakosta, hari Roh Kudus yang dijanjikan turun, janji Tuhan genap. Sebelum hari itu, yang pernah menerima Roh Kudus adalah orang, saat, tugas, dan rencana Allah tertentu. Para nabi tak selamanya mempunyai Roh Kudus. Maka tidak heran, Mazmur 51 berkata, “Jangan ambil kembali Roh-Mu dariku.” Roh bisa diambil kembali oleh Allah. Di Perjanjian Baru, Roh Kudus diberikan untuk selamanya, maka jangan kaudukakan Roh Kudus. Ia ibarat ibu yang melahirkan, mengasuh, mengasihi, dan konsisten memelihara bayinya begitu teliti tiap saat.
Di Perjanjian Lama jika kau melawan Roh Kudus, Ia langsung meninggalkan kamu. Itu yang terjadi pada mereka yang tidak taat, pada Saul, Bileam. Roh meninggalkannya, dan lagi, roh jahat dari Allah turun atas Saul. Berarti Roh Kudus pergi darinya dan roh setan diizinkan Allah memasukinya. Hari ini saya tekankan kalimat Yesus, “Agar dunia tahu bahwa Engkau utus Aku ke dalam dunia.” Utusan Allah ada malaikat, nabi, rasul. Nabi di Perjanjian Lama, rasul di Perjanjian Baru. Nabi memberitakan firman, rasul memberitakan Injil. Injil terkandung dalam firman. Perjanjian Lama nubuat, Perjanjian Baru penggenapan. Pengabaran Injil memproklamasikan yang sudah dikabarkan dan digenapi, jadi Injil adalah Kabar Baik bagi seluruh dunia. Para nabi, lalu Kristus, lalu para rasul, semuanya utusan.
Utusan Perjanjian Lama adalah para nabi, diutus untuk jadi juru bicara Allah. Mereka mengutarakan, menyampaikan, memberikan firman dari Allah pada umat manusia tentang apa yang akan terjadi. Karena waktunya belum genap. Mereka mendahului zaman yang belum tiba. Adakah nabi yang tidak taat dan melawan kehendak Allah? Ada. Ia bisa langsung dibuang Tuhan, tidak lagi dipakai. Ada kasus-kasus seperti ini. Di Ibrani 1 kaulihat Yesus melampaui semua malaikat. Jika kita teliti Alkitab, semua yang begitu complicated ini sudah tercantum jelas. Tidak ada yang lolos, sembarangan, karena Yesus lebih dari malaikat. Ibrani 2, Ia sedikit lebih rendah daripada malaikat.
Dalam oratorio “Messiah” yang ditulis Handel, “Let All the Angels of God Worship Him.” Para malaikat menyembah sujud pada-Nya, berarti Yesus lebih tinggi daripada malaikat. Ini membuktikan Yesus tertinggi. Para malaikat adalah utusan Allah untuk melayani. Alkitab berkata, “Pada waktu Yesus dicobai, malaikat datang melayani-Nya,” “Pada waktu Yesus di Getsemani, ada malaikat memberi kekuatan kepada-Nya.” Lalu Ibrani 1:14 menyatakan bahwa malaikat diutus melayani mereka yang menerima keselamatan. Jadi malaikat melayani Yesus Kristus dan mereka yang menerima Injil. Saya akan menonjolkan satu Oknum, Kristus, di atas semua yang dilayani. Yesus dilayani semua malaikat. Mereka menyembah sujud kepada-Nya, Anak Allah, satu-satunya Yang diutus ke dunia ini.
Semua nabi membicarakan, mendeklarasikan, menubuatkan Yesus akan datang, lahir di mana, mati bagaimana. 1 Petrus 1:10 berkata, para nabi selidiki Roh yang di dalam hati mereka tentang kapan dan bagaimana saat dan cara Yesus mati. Sangat teliti. Malaikat dalam kekekalan, di luar waktu, dan nabi dalam sejarah, di dalam waktu. Sebelum Injil, nabi bernubuat; sesudah Kristus, rasul berkhotbah. Jadi Kristus adalah Pemisah sejarah, sebelum Kristus adalah Injil belum digenapi, setelah Kristus, Injil sudah digenapi. Sebelum-Nya: Nubuat, Perjanjian Lama. Sesudah-Nya: Pemberitaan, Perjanjian Baru.
Rangkaian dan pengertian struktur para utusan Tuhan sangat sempurna. Setelah para nabi selesai bernubuat, maka tugas mereka selesai, Roh Kudus tidak terus pada mereka. Ini berbeda dengan Perjanjian Baru, setelah hari Pentakosta, Roh Kudus berdiam dalam hati kita selamanya. Hanya satu nabi yang Roh Kudus berdiam dan memenuhi hatinya sejak di rahim ibunya sampai mati, yaitu Yohanes Pembaptis. Yesus berkata, “Yang dilahirkan perempuan, tak ada yang lebih besar daripada dia.” Maksudnya, orang Perjanjian Lama tak ada yang melebihi Yohanes Pembaptis, demikian juga orang Perjanjian Baru. Ia satu-satunya yang dipenuhi Roh Kudus sejak dari rahim ibunya sampai mati. Lahir dari perempuan yang sudah berhenti haid, tak mungkin melahirkan. Tapi mujizat dan kuasa Tuhan, akibatkan Zakharia yang tua dan Elisabet yang sudah tak mungkin, akhirnya melahirkan dia, seperti Abraham dan Sara melahirkan Ishak adalah mujizat Allah dalam ciptaan. Setelah dewasa, ia akan menjatuhkan, sekaligus membangkitkan banyak orang. Ini sulit dipahami. Ada manusia seperti ini. Karena dia, ada orang yang akan dijatuhkan dan ada orang yang akan dibangunkan; karena dia, banyak orang akan ditelanjangi siapa mereka sebenarnya, hingga semua orang tahu. Pada masa biasa kita tidak tahu siapa itu siapa, pada masa penting mulai muncul isi hati manusia yang sebenarnya, tak bisa ditutup-tutupi lagi. Ia ada di dunia untuk nyatakan kepalsuan Farisi dan keaslian Yesus dari Allah. Ia tegur para pemimpin agama, dan melaluinya, mereka terekspos di hadapan Allah. He is a key person, controversial person who exposes so many personalities hidden in human hearts.
Tapi kalimat kedua dari Yesus Kristus memberikan konsep yang melengkapi, “Tapi yang dilahirkan dalam Kerajaan Allah lebih besar daripada dia.” Di mana posisi Yohanes Pembaptis? Ia lebih besar dari semua yang dilahirkan perempuan, tapi yang dilahirkan dalam Kerajaan Allah lebih besar darinya. Kita tidak lebih besar darinya, tapi juga kita lebih besar darinya. Apa artinya ini? Kristen punya 2 kelahiran: (1) dilahirkan perempuan, (2) dilahirkan Roh Kudus. Saya dilahirkan ibu saya 73 tahun lalu, saya dilahirkan Roh Kudus 56½ tahun lalu. Waktu lahir sebagai bayi, saya anak manusia; waktu dilahirkan Roh Kudus, saya anak Allah. Kecuali engkau diperanakkan Roh Kudus, kau tak mungkin masuk Kerajaan Allah. Orang yang dilahirkan dua kali, matinya cuma sekali. Sesudah itu ia punya hidup kekal bersama Allah selamanya dalam kemuliaan abadi dan tidak lihat kematian lagi. Orang yang dilahirkan sekali oleh ibunya, ia akan mati dua kali. Selain tubuhnya mati, ia dilempar ke dalam lautan api untuk selamanya. Tak ada agama yang memberi pengertian, dan kemantapan pegangan kebenaran seperti ini. Secara dilahirkan seorang wanita, tidak ada yang melampaui dia. Tapi Petrus, Yohanes, Paulus, semua rasul Perjanjian Baru, bukan hanya dilahirkan perempuan saja, yang memang dalam hal ini tak melampaui Yohanes Pembaptis; tapi mereka dilahirkan Roh Kudus, yaitu lebih besar dari dia, karena mereka semua dalam Kerajaan Allah. Jadi kalimat Yesus ini pengertiannya sangat dalam.
Setelah Yesus menggenapi semua yang dinubuatkan, maka Ia naik ke sorga, selesai tugas yang sudah digenapi, baru mengirim Roh Kudus turun untuk tinggal dalam hati manusia. Lalu utusan Perjanjian Baru namanya rasul (apostolos), artinya utusan, yaitu utusan Allah Tritunggal. Bapa berkehendak, di dalam Kristus memilih, Roh Kudus dikirim, maka Bapa berkehendak mengutus para rasul. Yesus memilih dan memberi mereka tugas memberitakan Injil ke seluruh dunia bahwa Ia sudah mati dan bangkit. Yesus mengutus para rasul ke seluruh dunia dan mengirim Roh Kudus untuk dimeteraikan dalam hati mereka. Bersandar Roh Kudus, mereka memberitakan firman. Di 1 Petrus 1:12, saat orang Perjanjian Baru mengabarkan Injil, memberitakan Kristus ke seluruh dunia, tiap zaman mereka bersandar Roh yang diutus dari sorga. Utusan Perjanjian Lama memprediksi, utusan Perjanjian Baru memperjelas, tapi pusat sejarah adalah Kristus yang diutus Allah.
Yesus berdoa pada Bapa, “Oh Tuhan, Aku berdoa pada-Mu, berilah orang Kristen hati yang sempurna mau bersatu.” Persatuan bukan slogan, atau asal plangnya gereja, gabungkan semua gereja seperti sudah bersatu. Union is not unity and unity is not union. Union without unity is useless. Kesatuan, persatuan, gabungan. Yang esensial berbeda dengan yang organisatoris. Bapa, Anak, Roh Kudus bersatu secara substansial. Gereja-gereja bersatu hanya secara organisasi, formal, lahiriah saja. Mungkinkah persatuan antargereja lebih dari sekadar organisatoris? Ya, ini yang diminta Yesus. Mungkinkah persatuan kita dan Allah seperti Yesus bersatu dengan Bapa? Tak mungkin. Karena Yesus dan Bapa adalah Allah, antara Pribadi pertama dan Pribadi kedua ada kesatuan esensial, substansial, hypostatis. Kita cuma bisa “union with Christ,” bukan “unity with Christ”. Bagaimana pun Ia Allah, kita manusia, tak mungkin bersatu secara substansial dan esensial. Union ini mengandung 4 aspek: (1) spiritual union; (2) organic union; (3) eternal union; dan (4) mysterious union. Inilah persatuan yang dikerjakan Roh Kudus.
Bagaimana persatuan antara orang Kristen? Secara substansial, yaitu persatuan karena substansi manusia dengan manusia, tapi tetap tak mungkin bersatu seperti Allah. Seorang pribadi dengan pribadi lain dengan pribadi yang lain lagi, tidak bisa jadi satu manusia, tetap tiga manusia. Keesaan Allah adalah keesaan Tritunggal, substansinya esa, tak mungkin dibandingkan atau sama dengan yang lain. Alkitab pernah mengatakan 2 orang jadi satu, yaitu suami istri, ini satu-satunya persatuan yang paling akrab, intim antara 2 pribadi. Tetap 2 pribadi tapi jadi satu keluarga. Kita lihat istilah ‘persatuan’: Bapa, Anak, dan Roh Kudus bersatu; Allah dan Gereja bersatu; manusia dan sesamanya bersatu, pria dan wanita melalui pernikahan suci bersatu. Masing-masing sangat beda, jangan dicampur aduk, seperti Witness Lee yang berkata, besok di sorga kita akan bersatu dengan dan jadi Allah. Itu salah, bukan ajaran Alkitab, karena substansi kita tetap ciptaan, Allah Pencipta. Tak mungkin ada persatuan substansial antara ciptaan dan Pencipta.
Yesus berdoa agar mereka tahu 2 hal: (1) mereka harus sempurna bersatu; (2) dunia tahu Ia diutus Bapa. Doa Yesus begitu serius, karena kesatuan gereja menjadi kesaksian yang sangat indah dan penting sebagai Kristen. Persatuan antara umat Kristen bukan gabungan organisatoris, kecocokan administrasi, atau hal lahiriah. Penyatuan secara paksa tidak berguna, mengadakan kebaktian besar semua gereja datang, lalu katakan, “Kristen sudah bersatu!” Omong kosong. “Persatuan” macam ini diadakan beberapa pihak. Yang pertama Katolik, yang ingin gereja hanya satu dan itu Katolik. Tapi Katolik yang di Vatican itu hanya gereja Roma Katolik. Sedangkan di Pengakuan Iman Rasuli, “Aku percaya pada Gereja yang kudus dan am,” mempunyai arti ganda: Secara sifat, gereja dikuduskan Kristus dan diperanakkan Roh Kudus; secara cakupan, gereja am, melampaui batasan bangsa, negara, suku, gender, dan tingkat sosial. Maka gereja yang kudus dan am berarti gereja seluruh dunia dan zaman.
Puluhan tahun akhirnya saya temukan bahwa yang mempersatukan gereja hanya 3 hal: (1) firman Allah dalam Kitab Suci dengan pengertian sejati. Kita percaya bahwa Theologi Reformed yang paling tepat dan akurat mengerti firman Allah; (2) Nama Allah yang dikuduskan, seperti yang diungkapkan dalam Doa Bapa Kami; dan (3) Kemuliaan Allah yang dinyatakan dalam kehidupan Kristen. Inilah rahasia kesatuan gereja. Ada gereja membuat “persatuan” dalam nama Tuhan, cuma mau semua orang ke gereja mereka untuk bersatu, tapi mereka tidak mau ke gereja orang lain. Ini palsu. Saya tanya, “Kau sungguh percaya itu persatuan? Jika ya, kenapa tidak suruh gereja ganti nama dan kembali ke Katolik Roma?” Tidak ada yang bisa jawab. Bersatu, semua kembali jadi Katolik, kirim orang ke Roma mengatakan, “Kami serahkan semua gereja kami pada Paus.” Menjadi satu gereja, itu bersatu. Tidak ada gereja Karismatik mau kembali pada Katolik. Yang mereka mau yaitu semua Protestan bergabung dengan mereka, menyanyikan “Dalam Yesus Kita Bersaudara,” lalu mereka jadi besar, itu ‘persatuan.’ Itu bukan persatuan.
Yang beriman dan yang tak beriman tidak bisa menanggung kuk yang sama, ini Paulus katakan pada Korintus. Dalam 2 tahun, saya kerjakan penginjilan lewat KPIN 100 kota, puluhan ribu yang ikut. Bahkan 5 tahun ini, para hamba Tuhan dan jemaat kita sudah berkhotbah pada jutaan orang lewat KKR Regional. Kita masuk sinode-sinode, karena kita bersatu dengan mereka dalam firman. Dan di November ini, akan diadakan Konvensi Injil Nasional (KIN 2013) yang akan dihadiri lebih dari seribu pendeta seluruh Indonesia. Semua pakai nama STEMI, kenapa? Karena nama STEMI sudah diterima dan dipercaya sebagai organisasi interdenominasi.
Jika suatu hari kau harus pergi ke kota lain atau sekolah ke luar negeri, maka untuk ikut kebaktian di gereja mana, dibaptis di denominasi apa, pertimbangkan 3 hal ini. Jika khotbahnya sesuai Kitab Suci, jemaatnya menguduskan nama Tuhan, dan kemuliaan Tuhan dinyatakan di gereja itu, maka bersatulah dengan mereka, tidak tentu harus GRII. Jangan cinta GRII lebih daripada cinta Tuhan, itu dosa besar. GRII milik Tuhan dan Tuhan bukan dimonopoli GRII. Tiap orang, dari gereja mana pun, jika betul-betul mengerti firman Tuhan, menjunjung tinggi dan menguduskan nama Tuhan, dan menyatakan kemuliaan Tuhan, ia saudara kita. Jika mau gabung ke GRII, mengerti doktrin benar di sini, tidak apa-apa. Jika tidak mau gabung, tidak apa-apa. Yang penting, punya pengertian firman yang sejati, bermotivasi kuduskan nama Tuhan, dan nyatakan kemuliaan Tuhan.
Manusia tahu ada rasul, karena lihat Kristus dalam diri mereka, lalu lihat Kristus sebagai Utusan Allah, karena Allah dalam Kristus. Maka, mereka jadi sempurna bersatu dan dunia tahu Bapa yang mengutus Kristus. Kenapa kita menerima Yesus Kristus? Karena Ialah satu-satunya Yang Diutus Allah. Tidak ada yang boleh mengganti kedudukan Yesus sebagai Utusan Allah. Di Yohanes 1 ada kalimat yang sangat mengejutkan saya. Ada seorang manusia dari Allah yaitu Yohanes Pembaptis. Tetapi Yesus Kristuslah Yang dari Allah yang adalah Anak Tunggal Bapa. Untuk Yohanes tidak pernah pakai istilah ‘anak yang tunggal’. Anak Allah yang diutus dan manusia yang diutus, beda.
Saya mau tanya, orang di Jakarta melihat Tuhan dalam gereja inikah? Orang dunia melihat Tuhan dalam hidup kitakah? Cara kita hidup menyatakan Tuhan ada dalam diri kita atau tidak? Jika ya, kau saksi Kristus. Jika tidak, kau saksi Setan. Jika kau berdosa dan mencemarkan nama Tuhan, bagaimana orang bisa melihat Kristus dalam diri kita? Jika sungguh-sungguh jadi wakil, saksi Tuhan, maka dunia melihat kau diutus Kristus dan dunia mengenal Kristus yang diutus Bapa, barulah kekristenan bisa maju. Tugas kita sebagai gereja adalah agar dunia tahu Kristus dalam diri kita dan Allah dalam Kristus, sehingga dunia menerima Kristus yang diutus Bapa. Tuhan memberkati kita, menjadikan kita wakil Tuhan yang benar-benar menyatakan firman, nama, dan kemuliaan Tuhan.