Buletin PILLAR
  • Transkrip
  • Alkitab & Theologi
  • Iman Kristen & Pekerjaan
  • Kehidupan Kristen
  • Renungan
  • Isu Terkini
  • Seni & Budaya
  • 3P
  • Seputar GRII
  • Resensi
Transkrip

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 16: Butir Kedua (10) Yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria. Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus

24 Juli 2018 | Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Kita adalah keturunan Adam dan Hawa. Adam dan Hawa mewakili umat manusia dan telah memberontak kepada Tuhan, maka seluruh umat manusia berada di dalam dosa—dilahirkan dalam dosa, hidup dalam dosa, dan nantinya akan mati dalam dosa. Hanya Kristus yang tidak demikian. Ia bukan dilahirkan karena persetubuhan antara laki-laki dan perempuan, tetapi dilahirkan karena naungan Roh Kudus atas seorang anak dara. Ia tidak membawa sifat dosa masuk ke dunia. Yesus Kristus tidak berdosa, maka Ia dapat menjadi Juruselamat dan menggantikan orang berdosa menerima hukuman murka Allah.

Allah telah memakai tiga cara dalam menciptakan, yaitu: 1) Adam, tanpa laki-laki dan tanpa perempuan; 2) Hawa, dengan laki-laki tanpa perempuan; 3) kita, dengan laki-laki dan dengan perempuan. Dan kini cara 4) Yesus Kristus, tanpa laki-laki hanya memakai perempuan. Ini adalah pilihan Allah. Di dalam kekekalan, Allah telah memperanakkan Kristus, tetapi Yesus dilahirkan ke dunia di tengah-tengah umat manusia. Maria mendengar malaikat berkata kepadanya, “Kau akan melahirkan seorang anak laki-laki, namanya ialah Anak Allah yang kudus.” Kelahiran Kristus adalah kelahiran Sang Kudus, kelahiran Tuhan di dalam dunia. Allah menjelma menjadi manusia dan Firman menjadi daging merupakan hal yang ajaib. Maka di Kitab Yeremia, Allah berkata, “Aku mau melakukan hal yang baru, yaitu perempuan memelihara (LAI: merangkul) laki-laki” (Yer. 31:22 – Ibr.: sâbab artinya memeluk, melingkari, menjaga, melindungi, menyelimuti). Kita tidak mengerti kalimat ini, kita hanya pernah membaca di Kejadian 3, bahwa akan datang keturunan perempuan yang akan berseteru dengan si ular, sehingga peperangan rohani tidak dapat dihindarkan.

Yang berseteru dengan setan bukan keturunan laki-laki, melainkan keturunan perempuan. Kita semua keturunan laki-laki bukan perempuan. Dikatakan bahwa Abraham melahirkan Ishak, Ishak melahirkan Yakub, dan seterusnya. Ini semua keturunan laki-laki, tetapi Allah berkata keturunan perempuan akan berseteru dengan keturunan ular. Semua keturunan laki-laki adalah orang yang berdosa. Sang Kudus tidak boleh menjadi keturunan laki-laki; Ia disebut sebagai keturunan perempuan. Allah telah menaruh-Nya dalam kandungan anak dara Maria. Seorang anak dara yang belum pernah menikah, melalui rahimnya memelihara anak laki-laki yang mau dilahirkan. Seorang perempuan yang tidak menikah mustahil melahirkan anak laki-laki, karena pada perempuan hanya ada kromosom XX, dan tidak mengandung unsur Y. Sedangkan laki-laki kromosomnya XY. Maka tanpa laki-laki, yang berkromosom XY, tidak mungkin lahir seorang laki-laki yang juga berkromosom XY. Tetapi Allah menaruh seorang anak laki-laki dalam kandungan perempuan. Kejadian 3, Yeremia, dan Roma mencatat keturunan perempuan atau keturunan anak dara. Galatia 4:4 mengatakan, “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.” Kristus, Sang Kudus, Anak Allah, datang dari Yang Kekal, menjadi Anak Manusia, dilahirkan melalui Maria. Inilah empat kalimat pertama dalam Kristologi, “Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kita; yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.”

Kalimat kelima, “Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus.” Setelah Yesus lahir, titik terpenting selanjutnya adalah kematian-Nya. Yesus dilahirkan demi kematian-Nya. Ibrani 2:14 mencatat, “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, agar oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut.” Jika Yesus Allah dan bukan manusia, Ia mustahil mati. Dengan kematian-Nya barulah Ia dapat masuk ke alam maut, mengalahkan Iblis si penguasa maut melalui kebangkitan-Nya dari kematian, yang membuktikan bahwa Ialah Allah yang tidak sepatutnya mati.

Kita semua bisa dan sepatutnya mati, karena upah dosa adalah maut. Yesus tidak sepatutnya mati dan sebetulnya memang tidak bisa mati. Perbedaan Yesus dengan kita adalah: kita berdosa dan sepatutnya mati, tetapi kita tidak mau mati; sedangkan Yesus tidak berdosa dan tidak sepatutnya mati, tetapi Ia dengan sengaja datang ke dunia dengan bersalutkan darah dan daging agar Ia bisa mati. Inilah kasih Tuhan. Roma 5:8 mengatakan, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, saat kita masih berdosa.” Kasih Allah membuat Kristus meninggalkan sorga dan datang ke dunia. Oleh karena kasih Allah, Kristus bersalutkan darah dan daging, agar Ia sama seperti kita. Kristus mati karena kasih-Nya kepada kita yang sudah berdosa dan yang akan menerima upah dosa yaitu maut. Ia tidak berdosa, tetapi rela mati menggantikan kita. Inilah kasih Allah yang sekali lagi dinyatakan kepada kita.

Mengapa di dalam Pengakuan Iman Rasuli harus disebutkan Ia menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus? Apakah Pilatus punya jasa? Tidak. Yesus dijual oleh Yudas, baru Ia bisa disalibkan. Apa karena jasa Yudas? Tidak. Motivasi Yudas menjual Yesus karena ia menginginkan 30 keping perak. Yudas menjual Yesus karena Yudas serakah akan uang. Yesus melihat banyak orang serakah akan uang, maka Ia sengaja datang ke dunia, agar orang serakah berbagian dalam kematian-Nya. Yudas bukan berjasa karena telah menjual Yesus, tetapi Yesus datang ke dunia lalu dijual Yudas menyatakan bahwa ia sangat jahat. Hukum Taurat diberikan kepada manusia untuk menunjukkan pelanggaran manusia sebagai dosa. Munculnya Taurat dan hadirnya Yesus dalam sejarah menyatakan dosa umat manusia. Jika Yesus tidak turun ke dunia, Yudas mustahil menjual-Nya, maka yang menjual Yesus tidak berjasa, malah menyatakan kejahatannya sendiri. Tuhan tahu ada orang yang tidak taat dan akan memberontak kepada-Nya dan mau menjual-Nya. Semua dosa inilah yang membuat Kristus turun dari sorga ke bumi. Meski Petrus tiga kali menyangkal Yesus, ia berbeda dengan Yudas; ia tidak merasa berbagian atau berjasa, tetapi ia menangis dan bertobat, serta minta pengampunan dari Tuhan.

Yesus menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Kalimat ini sangat penting dalam Pengakuan Iman Rasuli, karena dalam Pengakuan Iman Rasulihanya ada dua nama yang dicantumkan: anak dara Maria dan Pontius Pilatus. Tujuannya untuk memberitahukan bahwa di kemudian hari manusia akan terbagi menjadi dua kelompok: (1) mereka yang bersandar pada anugerah keselamatan Tuhan dan mendapat belas kasihan-Nya; (2) mereka yang bersandar pada kuasanya dan tidak takut bersalah pada Tuhan. Maria sungguh bersandar pada keselamatan Tuhan, “Hatiku memuliakan Tuhan, jiwaku bersukacita karena Juruselamatku.” Maria mengakui bahwa ia berdosa dan memerlukan Penebus dan Juruselamat. Tetapi, Pilatus sebaliknya, ia tidak merasa berdosa, tidak membutuhkan kebenaran, tidak mengakui Yesus itu Raja, serta tidak merasa bahwa dirinyalah yang patut dihakimi. Pilatus sebagai hakim menjadikan Yesus sebagai terdakwa. Pilatus menyangkali kebenaran. Saat Pilatus menghakimi Yesus merupakan pemutarbalikan terbesar dalam sejarah kemanusiaan. Yang seharusnya Hakim atas umat manusia menjadi terdakwa, yang seharusnya dihakimi malah menjadi hakim. Anak Allah dihakimi pendosa. Pada saat Pilatus duduk di kursi hakim, dengan kualifikasi apa ia menghakimi? Ia adalah seorang pejabat Romawi, tetapi sekaligus pendosa. Sama seperti ada hakim-hakim yang hari ini mengira diri mereka layak menghakimi orang lain. Pengadilan seharusnya menuntut keadilan, tetapi tempat yang paling melanggar keadilan justru pengadilan. Banyak kasus di dunia ini, asalkan ada uang, yang benar bisa menjadi salah, yang salah pun bisa dibenarkan. Di dalam sejarah, yang paling tidak adil adalah ketika Pilatus mencuci tangannya dan berkata, “Aku tidak bersalah,” lalu menyalibkan Yesus.

Dalam Pengakuan Iman Rasuli, ada nama Pilatus untuk memberi tahu seluruh umat manusia bahwa Yesus sungguh telah masuk ke dalam sejarah. Di dalam zaman Maria, Yesus telah dilahirkan dan di dalam zaman Pilatus, Yesus telah disalibkan. Pengakuan Iman Rasuli harus memasukkan nama Pilatus, untuk memberitahukan bahwa Allah kita bukan menikmati kesenangan sendiri di dalam sorga dan tidak memperhatikan kita, tetapi Ia justru Allah yang mengetahui apa kebutuhan kita dalam penderitaan di dunia, maka Allah kita dengan sendirinya datang ke dunia bertubuh darah dan daging.

Pengakuan Iman Rasuli berkata, “Ia menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus.” Dalam bahasa Mandarin, kata menderita dan mati mempunyai pengertian yang sama. Saat Anda berkata seseorang menderita, berarti mungkin sekali orang itu sudah mati. Yesus menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, berarti pada akhirnya Ia mati di atas salib. Kalimat kelima, “yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,” kalimat keenam, “disalibkan.” Pilatus tidak mau menyalibkan Yesus. Tiga kali Pilatus berkata, “Aku tidak menemukan kesalahan apa pun dari orang ini.” Lalu ia mencuci tangannya dan berkata, “Aku tahu Ia orang yang bersih, dan jika aku tidak bisa menemukan kesalahan-Nya, aku tidak boleh memvonis-Nya.” Mulutnya sendiri mengaku Yesus tidak bersalah. Tetapi orang-orang Yahudi berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Pilatus bertanya kepada mereka, “Lalu bagaimana aku harus memperlakukan Yesus?” Orang Yahudi menjawab, “Bebaskan Barabas dan salibkan Yesus.” Pilatus tahu bahwa kekuatan massa sulit dilawan.

Yesus berkata kepada Pilatus, “Secara khusus Aku datang dilahirkan untuk menjadi Raja dan bersaksi demi kebenaran.” Pilatus menjawab Yesus, “Apa itu kebenaran?” Pilatus tidak mau Kristus, Raja, dan kebenaran. Yang ia mau adalah kuasa diri sendiri untuk melakukan apa pun seturut dengan kehendaknya. Dengan kuasanya Pilatus mau membebaskan Yesus, tetapi ia tidak berdaya. Pilatus mau membebaskan Yesus, tetapi yang mau membunuh Yesus ribuan jumlahnya. Yesus mau dibunuh oleh orang-orang yang menyembah Allah. Hari ini banyak orang yang datang ke gereja untuk menyembah Yesus, tetapi mungkin tanpa sadar akhirnya mereka mau membunuh Yesus.

Ketika Musa turun dari atas gunung membawa kedua loh batu, di tengah perjalanan ia mendengar banyak sekali suara di bawah. Lalu ia bertanya kepada asistennya, Yosua, “Suara apa itu?” Meskipun Yosua seorang jenderal, tetapi dalam hal seperti ini ia menjawab kurang jelas. Ia berkata, “Itu suara peperangan.” Musa berkata, “Bukan. Itu adalah suara penyembahan dan puji-pujian.” Di lingkungan gereja tertentu banyak yang berkata, “Percayalah kepada Yesus, maka kau bisa menjadi kaya dan berhasil.” Maka banyak orang kemudian datang percaya kepada Tuhan. Siapa Allah mereka? Bukan Tuhan Allah, tetapi berhala dalam hati mereka, yaitu mau kaya. Ketika turun dari gunung, mereka melihat Israel sedang menyembah sebuah patung lembu yang terbuat dari emas, dan bahkan dibuat Harun. Banyak orang berkata, ”Sekarang aku ke gereja untuk menyembah Tuhan, mendengarkan pendetanya berkhotbah.” Jika pendetanya salah iman, mereka pun akan ikut menjadi salah. Anda bertanya, “Kepada siapa aku harus percaya?” Tuhan yang disebutkan Musa ialah Dia yang menurunkan Taurat dan bersikap ketat terhadap manusia berdosa. Sedangkan Tuhan yang disampaikan Harun ialah yang diwakili patung seekor lembu. Kaum Israel menyerahkan emas mereka kepada Harun, lalu ia membuat seekor lembu dari emas-emas mereka, dan berkata, “Inilah Tuhan yang membawa kalian keluar dari Mesir.” Seturut namanya, orang Yahudi sepertinya masih menyembah Tuhan, tetapi Tuhan yang sejati bukan patung lembu, maka mereka sebenarnya menjadikan yang lain itu menggantikan Tuhan.

Musa berkata kepada Yosua, “Suara itu bukan suara peperangan, itu suara pujian dan penyembahan.” Agama Kristen merupakan agama yang menyanyi, dan di dalam kekristenan banyak musik yang agung. Allah sejati ialah Allah yang mati disalibkan bagi kita, tetapi yang disembah kelompok Karismatik ekstrem adalah ilah yang menjadikan mereka kaya, lancar, berhasil, dan sebagainya. Allahnya Musa tidak tampak. Musa naik ke gunung empat puluh hari dan tidak turun-turun, maka kaum Israel menjadi kacau. Harun berkata, “Lembu inilah tuhan yang membawa kalian keluar dari Mesir. Sembahlah dia.” Maka mereka pun memuji dan menyembah tuhan lembu itu. Melihat keadaan seperti ini, maka Musa marah, lalu melemparkan kedua loh batu itu. Saat itu Allah pun marah. Pada saat Allah berkata kasih, banyak orang menjadi wakil Allah menyampaikan kasih-Nya. Tetapi pada saat Allah murka, jarang sekali hamba Tuhan yang mau mewakili Allah murka. Saat Allah murka, Harun dan Yosua tidak tahu, hanya Musa yang tahu. Saat Musa melempar kedua loh batu itu, Allah tidak marah kepada Musa. Betapa besar dosa memecahkan kedua loh batu yang di atasnya ada tulisan tangan Allah sendiri, tetapi Allah tidak marah, karena kemarahan Musa adalah kemarahan Allah juga. Allah dan Musa sama-sama murka. Inilah kemarahan suci. Ini kemarahan yang diperkenan Allah.

Sukacita, cinta kasih, ataupun kemarahan Allah haruslah menjadi fondasi emosi kita, karena saat Allah murka, jarang sekali ada pendeta yang berani turut murka. Mereka takut tidak disenangi orang lagi, tetapi Musa tidak peduli. Ia menghancurkan kedua loh batu dan berkata, “Tuhan, umat-Mu telah meninggalkan Engkau. Mereka menyembah lembu emas dan berkata bahwa mereka sedang memuji Tuhan. Tuhan, Engkau sudah melihatnya.” Tuhan berkata, “Musa, beri tahu mereka, bunuhlah mereka yang menentang Aku.” Musa datang ke tengah mereka, “Kalian telah menentang Tuhan, tidak lagi menyembah-Nya, tetapi menyembah dan memanggil lembu emas sebagai Tuhan. Sekarang Allah telah murka, kalian harus bunuh saudaramu sendiri.” Suku Lewi akhirnya membunuh sekitar tiga ribu orang yang menentang Tuhan. Setelah membunuh mereka, maka surutlah murka Allah dan Ia berkata, “Lewi, Aku memilihmu menjadi hamba-Ku. Kalian tahu marah bersama dengan Tuhan.”

Allah ialah Allah yang kasih, tetapi kasih Allah ialah kasih yang membenci kejahatan, cemburu, dan tidak mengizinkan kita sembarang memakai emosi untuk tidak setia kepada-Nya. Perjanjian Lama memperlihatkan banyak orang yang harus dibunuh, barulah surut murka Allah. Tetapi di Perjanjian Baru, Allah berkata, “Kekudusan-Nya untuk menggenapi keselamatan dan kasih-Nya mau memberikan hidup.” Pada saat Taurat diturunkan, tiga ribu orang mati; pada saat Roh Kudus turun, tiga ribu orang diselamatkan. Inilah perbandingan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Allah itu kudus dan murka Allah harusnya ditimpakan atas kita, karena kita para pendosa. Upah dosa adalah maut, maka kita seharusnya mati, tetapi pada saat Yesus menggantikan kita di atas salib, mengalirkan darah, dan mengorbankan nyawa-Nya, mati bagi kita, maka sekali lagi kasih Allah dinyatakan kepada kita. Melalui kematian Kristus, kasih Allah dinyatakan.

Pengakuan Iman Rasuli berkata, “Ia menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati, dan dikuburkan; turun ke dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati.” Hari Yesus disalibkan merupakan hari yang tergelap dalam sejarah, Sang Kebenaran sudah mati, Sang Kudus telah mati. Setiap kali orang Kristen mengenang salib, ia bukan memikirkan betapa banyaknya penderitaan, tetapi Siapa yang telah mati. Setiap orang akan mengalami kematian satu kali. Suatu hari nanti saya akan mati, engkau pun akan mati. Jika kita tidak bisa menghindari kematian, kita pun tidak perlu takut kematian. Apakah kita bisa dengan berani menghadapi kematian? Dengan iman kita mengalahkan kematian. Ini semangat yang harus dimiliki setiap Kristen. Kitab Mazmur berkata, “Allah melihat kematian orang kudus itu bernilai dan berharga.” Kematian Sang Kudus sangat bernilai. Kematian orang suci sangat berharga dan terhormat bagi Tuhan Allah. Allah sangat menghargai orang suci yang dibunuh karena penganiayaan. Jika ini diucapkan Tuhan, kematian Sang Kudus yang terbesar pasti menjadi kematian paling berharga. Siapakah Sang Kudus yang paling besar? Yesus Kristus.

Hari itu merupakan hari paling gelap. Yesus disalibkan di atas salib, bahkan matahari pun tidak bersinar, seluruh bumi menjadi gelap dan bergetar hebat, kuburan pun terbuka. Ada sebagian umat kudus yang bangkit, masuk ke kota kudus. Yesus disalibkan pukul sembilan pagi, jam tiga sore Ia menundukkan kepala dan mati. Dalam waktu enam jam, di atas Bukit Golgota telah terjadi tujuh mujizat. Mujizat yang terbesar terjadi pukul dua belas tepat di mana seluruh bumi menjadi gelap, bumi bergetar, kuburan terbuka, orang-orang mati bangkit, dan tabir Bait Allah terbelah dua dari atas ke bawah. Yesus berkata, “Allah-Ku, Allah-Ku, kenapa Engkau meninggalkan Aku?” Lalu Yesus berkata, “Genap sudah.” Ia pun meninggal. Hari Kristus disalibkan merupakan hari yang paling gelap dalam sejarah, karena melalui kematian-Nya Allah menaruh terang yang paling terang. Jika Yesus tidak mati, sekarang tidak ada yang namanya orang Kristen, tidak ada satu pun orang berdosa yang diampuni, tidak ada Kabar Baik, dan tidak ada gereja atau umat kudus. Jika Kristus tidak mati, kita semua akan masuk ke dalam neraka. Dengan kematian-Nya, jalan keselamatan disediakan. Amin.

Tag: Pengakuan Iman Rasuli, Stephen Tong

Baca ini juga yuk

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 1: Butir Pertama (1)

Pengakuan Iman Rasuli (PIR) merupakan dokumen pertama yang mengubah seluruh konsep alam semesta yang pernah dipikirkan manusia. Sebelum adanya PIR, pemikiran filsafat Yunani memonopoli studi alam semesta ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 2: Butir Pertama (2)

Kalimat pertama Pengakuan Iman Rasuli (PIR) ini: Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Di seluruh dunia dan agama, tidak ada doktrin yang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 3: Butir Pertama (3)

Pengakuan Iman Rasuli telah membagi sejarah menjadi sebelum dan sesudahnya. Bagaimana sebelumnya manusia hanya memandang alam dan sesudahnya manusia mengerti diri dan alam. Hal ini harus kita ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 10 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 4: Butir Pertama (4)

Allah yang jujur dan diri-Nya adalah Kebenaran, memberikan kebenaran dengan setia dan jujur kepada manusia. Allah yang benar memberikan kebenaran dan kesejatian diri-Nya dengan sukarela bagi manusia, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 5: Butir Pertama (5)

Kita telah melihat betapa kegagalan kebudayaan-kebudayaan agung mengerti tentang asalnya dunia ini dan bagaimana Pengakuan Iman Rasuli telah memberikan pengertian yang begitu luar biasa. Kebudayaan Yunani yang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 6: Butir Pertama (6)

Iman adalah hal yang paling serius dalam hidup manusia. Tanpa iman kepercayaan, tidak seorang pun diperkenan Allah. Di hadapan Allah bukan kelakuan yang diperhitungkan, karena kelakuan kita ...

Transkrip - Redaksi Pillar 8 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 7: Butir Kedua (1) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita.

Iman Kristen ada dalam diri Kristus. Tanpa Kristus tidak ada sasaran dan intisari iman, serta kuasa pelayanan. Kristus yang terutama, terawal, terakhir, dan yang menyempurnakan. Dalam Kristus ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 8: Butir Kedua (2) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita.

Saya akan memberi sedikit kesimpulan tentang butir pertama frasa ke-2 (“Bapa yang Mahakuasa”).

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 9: Butir Kedua (3) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Kita pernah bicara tentang butir kedua ini sebelumnya, yakni sebagian tentang ke-Tuhan-an Yesus. Yahudi belum pernah membayangkan Yesus itu Tuhan. Mereka hanya tahu Yahweh-lah Tuhan, Raja, Pemilik, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 10: Butir Kedua (4) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Kristus adalah Tuhan sebelum dan sesudah dunia diciptakan. Yesus itu Tuhan dan baru diketahui oleh orang Kristen yang percaya Ia mati dan bangkit. Tuhan Yesus bangkit dari ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 11: Butir Kedua (5) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Dalam butir kedua Pengakuan Iman Rasuli, ada empat frasa yang perlu kita perhatikan: 1) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal; 2) Tuhan kita; 3) Yang dikandung ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 10 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 12: Butir Kedua (6) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Ketika menggabungkan Yesus dengan Kristus, kita telah menyatakan sifat ilahi dan sifat manusiawi ke dalam satu Pribadi yang tidak dapat dipisahkan. Kristus yang diurapi di dalam kekekalan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 13: Butir Kedua (7) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Setiap kali Tuhan campur tangan di dalam sejarah, Ia ingin agar manusia tahu bahwa Dialah Allah. Selain Dia tidak ada ilah lain. Di zaman Musa, Allah berkata ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 10 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 14: Butir Kedua (8) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Kristus mewujudkan kehendak Allah Bapa dengan turun dari sorga ke dunia sebagai satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia. Karya-Nya begitu banyak, sehingga kita butuh banyak waktu untuk ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 15: Butir Kedua (9) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Iman merupakan suatu hal yang paling mendasar dan universal. Tidak ada agama yang kredonya lebih singkat, tepat, agung, dan sempurna dibandingkan dengan tiga butir tentang Allah di ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 17: Butir Kedua (11) Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus

Butir kedua Pengakuan Iman Rasuli merupakan bagian yang terpanjang dan terpenting dari seluruh Pengakuan Iman Rasuli dan yang membedakan agama Kristen dari agama-agama lainnya, yakni iman kepada ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 18: Butir Kedua (12) Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati…

Manusia dicipta Allah menurut peta teladan-Nya, lebih tinggi dari semua makhluk karena manusia memiliki sifat-sifat Allah sendiri. Di dalam dasar hati manusia ada sifat keadilan, kebenaran, dan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 19: Butir Kedua (13) Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati…

Penyaliban adalah hukuman yang paling tragis di dalam sejarah. Setiap pemerintahan pasti memikirkan cara-cara untuk menakuti rakyatnya. Sejak dahulu kala hingga saat ini, hal seperti ini tidak ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 20: Butir Kedua (14) … mati dan dikuburkan

Yesus Kristus mati dan dikuburkan. Kristus yang muncul dalam sejarah merupakan peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Iman Kristen didirikan berdasarkan peristiwa yang pernah terjadi di dalam waktu dan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 21: Butir Kedua (15) … mati dan dikuburkan

Setiap manusia yang hidup tidak memiliki pengalaman mati. Maka pembicaraan tentang kematian adalah rahasia yang mustahil dimengerti oleh para filsuf, disadari oleh para rohaniwan, diuraikan oleh para ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 22: Butir Kedua (16) … turun ke dalam kerajaan maut.

Dari seluruh pembahasan tentang Kristus, hal yang paling memperkenan Allah Bapa di sorga adalah pengenalan akan Anak Tunggal Allah, segala rencana dan anugerah-Nya, serta firman tentang Kristus. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 23: Butir Kedua (17) … turun ke dalam kerajaan maut.

Tema “Yesus dikuburkan” senantiasa menggetarkan hati saya, karena seumur hidup Ia tidak pernah memikirkan bagaimana jika Ia mati, siapa yang akan menyediakan kuburan bagi-Nya. Yesus begitu rela ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 24: Butir Kedua (18) … turun ke dalam kerajaan maut.

Allah telah menyiapkan sebuah kuburan baru yang belum pernah dipakai untuk menyambut kematian Anak Allah yang tunggal, dan memberi-Nya tempat istirahat terbaik. Seperti telah diungkap sebelumnya, frasa ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 25: Butir Kedua (19) Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.

Kristuslah Juruselamat yang menggantikan kita, mengalahkan kuasa maut, dan bangkit dari antara orang mati. Kalimat ini adalah kalimat yang amat dahsyat dan menggemparkan, karena tak seorang pun ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 26: Butir Kedua (20) Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.

Yesus mati dan dikuburkan. Allah memberi-Nya kuburan di pinggir kota Yerusalem, dekat sebuah taman, sebuah kuburan baru milik seorang kaya, Yusuf Arimatea. Allah di sorga tahu kebutuhan, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 27: Butir Kedua (21) Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.

Kristus turun ke dalam kerajaan maut dan pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus menjadi perayaan terpenting Abad Pertama, karena merupakan penerobosan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 28: Butir Kedua (22) Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.

Melalui kebangkitan Kristus yang sulung, kita semua akan menerima tubuh yang baru, tubuh kebangkitan, yang mirip dengan tubuh kebangkitan Yesus yang memiliki lima sifat yang berbeda dari ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 29: Butir Kedua (23) Naik ke sorga

Pengakuan Iman Rasuli merupakan dokumen terpenting yang merangkum dan menyimpulkan seluruh isi Alkitab menjadi rangkaian kepercayaan Kristen. Dalam bahasa aslinya, bahasa Latin, tiga kali muncul kata credo, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 30: Butir Kedua (24) Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati

Yesus yang kita percaya bukan hanya manusia yang hidup di dunia 33½ tahun saja, tetapi Ia sudah ada sejak kekekalan, dan di akhir zaman Ia akan datang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 31: Butir Ketiga (1) Aku percaya kepada Roh Kudus

Kini kita memasuki Pengakuan Iman Rasuli bagian ketiga. Bagian pertama tentang Allah Bapa, bagian kedua tentang Allah Anak dan ini yang terpanjang, dan bagian ketiga tentang Allah ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 32: Butir Ketiga (2) Aku percaya kepada Roh Kudus

“Aku percaya kepada Roh Kudus” adalah butir ketiga dari Pengakuan Iman Rasuli. Tidak ada agama yang berbicara adanya Pribadi Kedua dan Pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal. Mereka ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 33: Butir Ketiga (3) Aku percaya kepada Roh Kudus

“Aku percaya kepada Roh Kudus” adalah pernyataan iman dan doktrin yang penting sekali, karena ini adalah keistimewaan yang diberikan Tuhan hanya kepada orang Kristen. Hadiah terbesar yang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 34: Butir Ketiga (4) Aku percaya kepada Roh Kudus

Pemberian Allah yang terbesar bagi dunia adalah mengirimkan Anak-Nya yang Tunggal untuk menjadi Juruselamat, Mediator satu-satunya bagi manusia; dan pemberian Allah yang terbesar bagi gereja-Nya adalah mengirim ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 35: Butir Ketiga (5) Aku percaya kepada Roh Kudus

Roh Kudus yang diberikan kepada kita adalah Pendamping kekal di dalam hidup kita yang sementara. Ia adalah Pendamping dari Allah sejati yang mencipta manusia. Inilah arti kata parakletos. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 36: Butir Ketiga (6) Aku percaya kepada Roh Kudus

Di dalam pikiran manusia, perlu ada peranan Roh Kudus untuk memimpin otak, fungsi rasio, dan menguasai seluruh intelektualitas manusia. Inilah yang dilawan oleh mereka yang mengaku penuh ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 37: Butir Ketiga (7) Aku percaya kepada Roh Kudus

“Aku percaya kepada Roh Kudus” adalah hak istimewa orang Kristen. Di antara semua agama, hanya di dalam kekristenan ada Kristus yang memberikan janji dan mengirimkan Roh Kudus ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 38: Butir Ketiga (8) Aku percaya kepada Roh Kudus

Orang Kristen adalah satu-satunya orang di mana Roh Tuhan ada pada dirinya. Allah mengaruniakan Yesus sebagai hadiah terbesar bagi manusia dengan mengaruniakan penebusan kepada orang berdosa yang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 39: Butir Ketiga (9) Aku percaya kepada Roh Kudus

Ketika Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal bagi dunia, ini merupakan pemberian terbesar bagi manusia; ketika Allah mengirimkan Roh Kudus bagi Gereja-Nya, ini merupakan pemberian terbesar bagi Gereja. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 15 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 40: Butir Ketiga (10) Aku percaya kepada Roh Kudus

Aku percaya kepada Allah Bapa, aku percaya kepada Yesus Kristus, aku percaya kepada Roh Kudus. Inilah iman kita, iman kepada tiga Pribadi yang adalah Allah Tritunggal, Allah ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 15 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 41: Butir Ketiga (11) Gereja yang Kudus dan Am

Pengakuan Iman Rasuli terbentuk dari tiga kepercayaan, yaitu: Aku percaya kepada Allah, Aku percaya kepada Yesus Kristus, dan Aku percaya kepada Roh Kudus. Inilah objek iman orang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 15 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 42: Butir Ketiga (12) Gereja yang Kudus dan Am, Persekutuan Orang Kudus

Kini kita membahas, “Aku percaya kepada Roh Kudus, Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.” Kekristenan banyak dikritik oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yang mengatakan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 43: Butir Ketiga (13) Gereja yang Kudus dan Am, Persekutuan Orang Kudus, Pengampunan Dosa, Kebangkitan Tubuh, dan Hidup yang Kekal. Amin

Berbicara tentang orang-orang suci, bersekutu dengan orang yang telah dikuduskan, seperti selang yang kosong, seperti pipa yang bersih, di dalamnya tidak ada hambatan, sehingga mengalirkan anugerah Tuhan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Langganan nawala Buletin PILLAR

Berlangganan untuk mendapatkan e-mail ketika edisi PILLAR terbaru telah meluncur serta renungan harian bagi Anda.

Periksa kotak masuk (inbox) atau folder spam Anda untuk mengonfirmasi langganan Anda. Terima kasih.

logo grii
Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia

Membawa pemuda untuk menghidupkan signifikansi gerakan Reformed Injili di dalam segala bidang; berperan sebagai wadah edukasi & informasi yang menjawab kebutuhan pemuda.

Temukan Kami di

google play   facebook   instagram

  • Home
  • GRII
  • Tentang PILLAR
  • Hubungi kami
  • PDF
  • Donasi

© 2010 - 2025 GRII